Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DKI Jakarta menyarankan agar pengerjaan proyek mass rapid transit (MRT) mengutamakan produk dan sumber daya dalam negeri seperti proyek Tol Nusa Dua-Benoa di Bali.
“Kita ada contoh seperti jalan Tol Bali, komponennya itu banyak dari dalam negeri. Tinggal sekarang ini komitmennya didorong dari Gubernur agar kualitas dan kuantitas komponennya itu pro dalam negeri,” kata Wakil Ketua Kadin DKI Sarman Simanjorang kepada Bisnis, Kamis (26/9).
Selain itu, lanjutnya, pengusaha lokal bisa berkontribusi sebagai sub kontraktor di dalam pengerjaan megaproyek ini, baik di dalam bidang pengadaan sebagai supplier maupun di bidang konstruksi yang tidak memerlukan teknologi tinggi.
Sarman menuturkan megaproyek yang menelan dana belasan triliun ini dipastikan akan mengundang minat pengusaha asing untuk terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, dia berharap Gubernur DKI Joko Widodo bisa mengeluarkan instruksi kepada PT MRT agar lebih berpihak kepada pengusaha lokal.
Dia berharap keberpihakan Pemprov DKI kepada pengusaha lokal mampu memberikan kontribusi dalam perbaikan ekonomi Jakarta. Apalagi, penggunaan material dalam negeri dirasa lebih tepat di tengah pelemahan kurs rupiah.
Seperti diketahui, proyek MRT ini mendapatkan pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar 125 miliar yen atau sekitar Rp14,2 triliun. Rencananya, Pemprov DKI akan melaksanakan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Oktober tahun ini di kawasan Dukuh Atas.