Bisnis.com, JAKARTA - Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) mengingatkan pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, agar fokus pada keselamatan pelayaran terutama yang menyangkut masalah stabilitas kapal dengan muatan yang bergerak.
"Kapal ro-ro itu kan muatannya bergerak, karena selain penumpang ada juga kendaraan di dalamnya. Dalam situasi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, faktor muatan itu mesti menjadi pertimbangan dalam pemeriksaan awal oleh port state control [PSC] di pelabuhan asal. Selama ini pengawasan soal stabilitas muatan itu sering diabaikan," ujar Presiden KPI Hanafi Rustandi, kepada Bisnis hari ini, Rabu (22/1/2014).
Hanafi menegaskan, persoalan pemeriksaan muatan kapal ro-ro di pelabuhan asal oleh PSC itu kerap menjadi masalah klasik, termasuk juga pemeriksaan tentang keselamatan pelayaran dan sertifikasi perwira yang bertanggung jawab terhadap muatan kapal.
"Jadi penyebab yang berhubungan dengan stabilitas kapal sangat banyak. Ini harus benar-benar ditegakkan oleh PSC," tuturnya.
Hanafi mengatakan hal itu sebagai bentuk keprihatinan atas terjadinya peristiwa kecelakaan kapal di perairan Tanjung Priok selama sepekan terakhir.
"Sudah ada dua kejadian di Priok dalam sepekan terakhir dan itu bukan hanya sekedar faktor cuaca, tetapi soal penegakan pengawasan oleh instansi berwenang dalam hal ini," tandasnya.
Pada 14 Januari 2014, terjadi kecalakan kapal jenis roll on-roll off (ro-ro) KM Bangka Jaya Line (BJL-1) yang terbalik menjelang keberangkatannya di dermaga 107 Pelabuhan Tanjung Priok dan akhirnya nyaris tenggelam pada posisi kemiringan 90 derajat.
Stabilitas Muatan Diabaikan, Kapal Rawan Kecelakaan
Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) mengingatkan pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, agar fokus pada keselamatan pelayaran terutama yang menyangkut masalah stabilitas kapal dengan muatan yang bergerak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Akhmad Mabrori
Konten Premium