Bisnis.com, JAKARTA — Bank Jakarta atau yang sebelumnya bernama Bank DKI tengah memantapkan langkah pada perbaikan fundamental perusahaan sebagai bagian dari persiapan menuju penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Direktur Utama Bank Jakarta Haryoto Widodo menyatakan bahwa pembenahan fundamental menjadi prioritas agar investor memiliki keyakinan terhadap prospek perusahaan.
"Kita kan tidak mau sembarangan juga. Kan harus perbaikin fundamental dan sebagainya. Semuanya sekarang lagi perbaikan fundamental. Supaya investor juga yakin sama kita," ujarnya saat ditemui di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/7/2025).
Meski belum menyebutkan waktu pasti pelaksanaan IPO, Dia menegaskan bahwa proses menuju IPO terus berjalan dan arahnya masih positif.
"Tidak, itu [IPO] pasti gak lama. Tapi saya tidak mau ngomong dulu kapan. Nanti pada saatnya kita infokan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Bank Jakarta bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun 2026. Rencana penawaran umum perdana saham (IPO) itu disampaikan pada peluncuran nama dan logo baru perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Bank DKI.
Baca Juga
Direktur Utama Bank Jakarta Agus H. Widodo mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan proses IPO secara internal. Namun, pelaksanaannya akan sangat bergantung pada kondisi pasar saat itu.
“Mungkin awal-awal tahun depan [2026], tapi saya tidak bisa menjanjikan. Pokoknya kalau situasi pasar mendukung, kami siap,” katanya kepada Bisnis.com di sela peluncuran rebranding Bank Jakarta, Minggu (22/6/2025).
Agus menjelaskan bahwa dana yang dibidik dari IPO diperkirakan mencapai Rp3 triliun, sejalan dengan rencana Bank Jakarta untuk naik kelas dari Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 2 menjadi KBMI 3.
"Kurang lebih [Rp3 triliun dana yang dibidik dari IPO]," sebut Agus.