Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ikut mendampingi dan mengawasi verifikasi pengadaan bus Transjakarta.
Dari sekitar 600 unit (14 paket) bus yang akan beroperasi di DKI Jakarta sejak September 2013, yang diawasi oleh BPPT sebanyak enam paket atau 170 unit bus. Adapun sisanya ditangani oleh beberapa konsultan verifikasi bus tersebut.
Erzi A. Gani, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT, mengatakan dari 170 unit yang dikawal oleh BPPT, baru sekitar 50% yang sudah dioperasikan.
Sisanya menunggu kesiapan dari Dinas Perhubungan DKI untuk memenuhi penyelesaian berbagai komponen yang ada di dalam bus .
"Masalahnya, hingga berakhirnya kontrak pengasawan BPPT pada awal Februari 2014 ini, masih terdapat puluhan bus yang belum selesai dan kualitas pekerjaannya kurang baik," ungkap Erzi di Jakarta, Selasa (18/2/14)
Menurut Erzi, pengadaan 600 unit bus Transjakarta ini, nilainya mencapai Rp1 triliun. Ada tiga jenis bus yang dominan diimpor dari China tersebut, yaitu bus gandeng (articulated), bus sedang, dan bus single.
Untuk bus gandeng, katanya, jumlahnya mencapai 132 unit, dengan harga berkisar Rp4 miliar, bus single 142 unit dengan harga Rp2,16 miliar, dan bus sedang 300 unit dengan harga Rp787,5 juta.
Prawoto, Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi BPPT, menambahkan saat ini tim pengawas sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap hasil pengawasan, untuk memberikan penilaian akhir terkait dengan progres pelaksanaan pekerjaan.
"Rekomendasi hal-hal yang balum memenuhi persyaratan akan disampaikan kepada Dishub DKI untuk ditindaklanjuti," ujar Prawoto.
Dia menjelaskan hal-hal yang belum memenuhi persyaratan layak jalan bus tersebut, antara lain AC tak berfungsi, ada kebocoran, mesin bus sulit di-starter, dan lainnya.