Bisnis.com, JAKARTA--Lalu lintas yang selalu dipadati kendaraan menjadi salah satu ciri khas dari DKI Jakarta.
Padahal selain terkenal dengan kemacetannya, kota ini memiliki banyak tempat wisata yang masih kurang di eksplorasi. Panorama Tours yang tergabung dengan Gray Line mengadakan paket tur Jakarta City Sightseeing.
“Jakarta dipilih menjadi salah satu destinasi untuk tur City Sightseeing karena Jakarta adalah ibu kota Indonesia. Banyak tamu asing yang datang dan bisa diperlihatkan bahwa Jakarta memiliki objek wisata juga,” tutur founder dan chairman Panorama Group, Adhi Tirtawisata, Selasa (5/8/2014).
Program ini akan mengajak wisatawan berkeliling tempat bersejarah di Jakarta, salah satunya adalah Museum Nasional. Museum yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12, Jakarta Pusat ini menyimpan ratusan ribu koleksi benda antik, dari mulai arca hingga keramik kuno di Asia.
Salah satu bagian dari museum ini memperlihatkan kekayaan kebudayaan di Indonesia zaman dahulu. Memasuki ruangan pertama, pengunjung akan diperlihatkan display besar yang menjelaskan keadaan etnografi Indonesia.
Bagian selanjutnya pengunjung dapat melihat penjelasan etnografi setiap daerah di Indonesia, dan barang-barang peninggalan masa lampau. Salah satu yang diperlihatkan di museum ini adalah manik-manik Kalimantan yang digunakan Suku Dayak. Pengunjung tidak hanya melihat, namun bisa mengetahui sejarah dan kegunaan di balik manik-manik tersebut pada plang yang dipasang.
Selain di Kalimantan, pengunjung juga bisa melihat langsung peralatan memasak dan makan pada masa lampau di Sulawesi. Peralatan memasak dan makan pada masa tersebut dibuat oleh pengrajin gerrabah. Selain itu, dijelaskan juga mata pencaharian masyarakatnya pada masa lampau. Setiap daerah memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda sesuai dengan daerahnya. Seperti mata pencaharian pokok di Sulawesi adalah bertani. Semua sejarah kebudayaan pulau besar di Indonesia bisa pengunjung nikmati di museum ini.
Tidak hanya bagian kebudayaan masa lampau Indonesia, museum ini juga memiliki koleksi keramik-keramik tua dari beberapa negara Asia, seperti China, Vietnam, Jepang, dan Thailand. Tidak hanya itu, pengunjung pun dapat melihat koleksi-koleksi arca dan prasasti yang dipajang. Museum yang kaya akan koleksi barang sejarah ini tidak akan membuat pengunjung bosan berkeliling.
Tur terus berlanjut ke kawasan Kota Tua, Jakarta. Di Kota Tua ini terdapat berbagai museum yang dapat dikunjungi. Diantaranya adalah Museum Sejarah Jakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah.
Gedung ini dibangun pada 1707 dan dahulu berfungsi sebagai Balai Kota dengan nama Stadhuis. Baru pada 1974 gedung ini diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.
Di museum ini pengunjung dapat melihat banyak peninggalan Belanda di Batavia. Salah satunya adalah lemari tua tempat penyimpanan dokumen Belanda. Semuanya masih tersimpan di lantai atas museum ini.
Selain barang peninggalan zaman kolonial, pengunjung bisa melihat penjara wanita dan pria pada zaman kolonial. Penjara wanita berada di dalam gedung dengan posisi di bawah tanah dengan pintu yang sangat kecil. Saat ini pengunjung museum masih bisa melihat pintu masuk penjara dan melongok ke bawah namun tidak diizinkan untuk masuk.
Sedangkan penjara pria terletak di belakang gedung. Untuk penjara pria, jika Anda berminat ada beberapa penjara yang pintunya terbuka, dan pengunjung diizinkan masuk. Di dalam penjara masih ada beberapa batu-batu pemberat yang pada zaman dahulu diikatkan ke kaki dan tangan para narapidana.
Tidak berhenti di kawasan Kota Tua, tur ini pun mengajak para wisatawan melihat ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Pada zaman kolonial dahulu, pelabuhan ini didatangi banyak kapal dagang asing yang mencari rempah-rempah ke Batavia. Hingga sekarang, pelabuhan ini masih digunakan untuk berdagang antar pulau. Barang-barang yang diangkut kapal di pelabuhan ini seperi kayu, semen, gula, beras dan barang keperluan lainnya.
Jika wisatawan berkunjung siang hari maka akan melihat pemandangan para awak kapal sedang mengangkut barang dagangan ke dalam kapal. Untuk memenuhi kabin kapal dibutuhkan waktu seminggu hingga dua minggu. Setelah penuh, baru pada malam hari kapal ini akan berlayar ke pulau tujuan.
Selain tiga destinasi di atas, masih banyak pilihan destinasi wisata di Jakarta lainnya yang bisa Anda datangi baik bersama teman atau keluarga. “Banyak ekspatriat yang mengikuti tur ini setiap hari nya. Untuk wisatawan lokal pun ada, namun tidak sebanyak ekspatriat. Dengan adanya program ini diharapkan tidak hanya kaum ekspatriat yang tertarik mengikuti city tour,” tutur Tiodora Bonardy selaku Sales and Marketing Director PT Panorama Transportasi.