Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Gawat, 586 Kepala Kopling Hidran di Jakarta Hilang Dicuri

Sebanyak 586 dari 1.346 kepala kopling hidran atau tempat aliran air untuk pemadam kebakaran di DKI Jakarta dicuri oleh orang atau pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
News Editor
News Editor - Bisnis.com 15 September 2014  |  13:20 WIB
Gawat, 586 Kepala Kopling Hidran di Jakarta Hilang Dicuri
Kadang hidran-hidran itu tersembungi di dalam warteg. - Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 586 dari 1.346 kepala kopling hidran atau tempat aliran air untuk pemadam kebakaran di DKI Jakarta dicuri oleh orang atau pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kepala Seksi Informasi dan Publikasi Bidang Partisipasi Masyarakat Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulan Bencana Provinsi DKI Jakarta Sahrudin mengatakan total kopling hidran yang ada di DKI Jakarta sebanyak 1.346 unit.

"Akan tetapi, sebanyak 586 tidak ada kepala kopling hidrannya. Tidak ada di sini, artinya bisa dicolong atau dicuri," kata Sahrudin di Jakarta, Senin (15/9/2014).

Sahrudin menjelaskan kepala kopling hidran tersebut menjadi penyambung antara selang yang ada di mobil damkar dan air yang ada di dalam hidran.

Jika kepala kopling hidran itu dicuri, membuat hidran tidak berfungsi baik dan mempersulit upaya petugas dalam memadamkan kobaran api.

Pihaknya selama ini sudah menyiapkan langkah antisipasi pencurian kepala kopling hidran itu, seperti melakukan pengecekan rutin ke lapangan serta memberi penutup di bagian hidran.

"Akan tetapi, si pencuri itu malah makin cerdik saja karena sampai sekarang mereka masih bisa membobol atau mencuri kepala kopling hidran itu. Mungkin karena koplingnya itu terbuat dari kuningan dan mudah dijual sehingga banyak diincar pencuri" katanya.

Menurut dia, keberadaan hidran di wilayah Ibu Kota ini juga banyak yang tersembungi oleh bangunan-bangunan liar sehingga menyulitkan kinerja petugas pemadam kebakaran.

"Kadang hidran-hidran itu tersembungi di dalam warteg. Harusnya posisi hidran itu harus di tempat yang mudah terlihat dan dijangkau petugas," katanya.

Hal lainnya yang menganggu kinerja petugas damkar, kata dia, adalah kecilnya debit air yang ada di dalam hidran.

"Masalah debit air itu terkait dengan Palyja. Kami berharap, ketika ada wilayah yang terbakar, pihak mereka bisa memprioritaskan air ke hidran yang ada di wilayah tersebut," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

pemadam kebakaran

Sumber : Antara

Editor : Fatkhul Maskur

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top