Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera menerapkan penggunaan uang elektronik pada mesin parking meter.
Saat ini, uang logam masih menjadi alat utama pembayaran parking meter.
Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menilai penerapan parking meter ini sudah berjalan dengan baik walaupun masih terjadi potensi kecurangan. Petugas parkir masih mencoba mengambil uang parkir pada malam hari di atas pukul 22.00 WIB.
Wagub yang kerap disapa Ahok ini menuturkan bulan depan pihaknya akan berusaha agar uang elektronik sudah bisa digunakan ke mesin parkir.
“Kita ingin pakai e-money. Hasil evaluasi kita, pukul 22.00 ke atas masih banyak yang kutip-kutip. Alasannya parkir meter di Jakarta ini cuma sampai pukul 22.00, di atas itu sudah milik bos lagi,” katanya di Balai Kota, Jakarta, Senin (29/9/2014).
Ahok menargetkan paling tidak bulan depat, tiket atau uang elektronik sudah bisa digunakan.
Keluhan masyarakat terkait biaya parkir yang mahal, menurut Ahok, merupakan tujuan dari Pemprov untuk menekan jumlah kendaraan yang parkir.
“Memang niatnya mahal supaya orang gak parkir di situ,” pungkasnya.
Pemprov DKI tidak berniat untuk menurunkan biaya parkir, jika situasinya memungkinkan malah akan dinaikkan.
Dinas Perhubungan DKI telah memasang alat parking meter di Jalan Agus Salim atau Sabang sebagai langkah uji coba perbaikan sistem parkir. Sejak Jumat (26/6), masyarakat masih mengeluh karena alat bayar mesin yang menggunakan koin.