Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bus Tingkat Mercy Tak Lolos Uji, Ahok Curiga Dihalangi Mafia Transportasi

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama meyakini adanya permainan oleh mafia agar pihaknya dapat mendatangkan bus dari luar negeri alias impor. Lima bus tingkat merk Mercedez Benz dinyatakan tidak lolos oleh Kementerian Perhubungan. Dengan begitu, penambahan transportasi tersebut semakin lamban karena terhambat.
Ilustrasi: Bus tingkat wisata/Antara
Ilustrasi: Bus tingkat wisata/Antara

Bisnis.com, Jakarta--Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama meyakini adanya permainan mafia yang menginginkan agar mereka mendatangkan bus dari luar negeri alias impor.

Seperti diketahui lima bus tingkat merk Mercedez Benz dinyatakan tidak lolos oleh Kementerian Perhubungan. Dengan begitu, penambahan transportasi tersebut semakin lamban karena terhambat.

"Terlambat lagi semua. Makanya saya curiga ini ada permainan mafia supaya kita impor. Saya akan dicaci maki orang enggak bisa tambah bus, di satu pihak mau beli bus lokal digituin," katanya di Balai Kota, Jakarta, Senin (2/2/2015).

Sebelumnya, DKI pernah mengimpor bus tingkat asal Tiongkok dengan merk Weichai, namun tak menemui kendala apa pun pada pengadaan hingga pengujian.

Sedangkan, lima bus merk Mercedes Benz dianggap tidak memenuhi jumlah berat yang diperbolehkan (JBB) sebesar 21.000 kg-24.000 kg. Kelima bus merk Mercy tersebut memiliki JBB di 18.000 kg.

Selanjutnya, pria yang kerap disapa Ahok ini menyerahkan perubahan spesifikasi berat kepada pihak produsen mobil sesuai dengan ketentuan yang disarankan oleh Kemenhub.

"Terpaksa Mercy suruh kita ubah, sesuai dengan yang dia mau. Lebih berat," ujarnya.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menjelaskan bahwa Bus Transjakarta gandeng tidak memenuhi aturan karena beratnya mencapai 31 ton. Tapi, bus itu tetap bisa beroperasi karena Pemprov DKI berhasil meyakinkan dengan bertanggungjawab terhadap kerusakan jalan yang diakibatkan kelebihan berat kendaraan.

"Mana orang bisa menuhin articulated seberat itu, sementara yang lebih ringan enggak boleh? Logika kamu bagaimana? Harusnya yang enggak boleh melebihi berat, karena akan merusak jalan," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper