Bisnis.com, JAKARTA— Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta Emanuel Kristanto enggan menanggapi ihwal perilaku sopir Kopaja yang menyetor sejumlah uang atau “salam tempel” kepada polisi di Bundaran Hotel Indonesia.
Perilaku sopir itu pun sontak membuat geger karena ditayangkan di YouTube.
"Kalau masalah setor ke polisi, silakan minta tanggapan langsung ke polisi. Kami tidak berwenang mengomentari yang tidak terkait langsung dengan kami," kata Emanuel saat dihubungi, Jumat (6/2/2015).
Namun, lain hal jika Kopaja sudah berada di bawah manajemen PT Transjakarta. Dia tak menoleransi tindakan sopir yang di luar ketentuan, termasuk menyetor sembarangan.
"Harus sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan. Kalau tidak sesuai akan ditindak."
Hukuman
Dia menambahkan, hukuman bagi operator yang tak mematuhi standar pelayanan minimal beragam. Dari peringatan sampai pencabutan izin trayek.
Perilaku sopir Kopaja tersebut terekam oleh seorang netizen. Ia lalu mengunggahnya ke YouTube. Dalam video berdurasi 2 menit 12 detik itu terlihat setiap kondektur memberi tip kepada polisi yang bertugas di Bundaran HI.
Perilaku sopir Kopaja dan Metro Mini yang berputar di Bundaran HI dibenarkan oleh Wagimin, bukan nama sebenarnya. Kernet 49 tahun itu menuturkan bahwa sebagian sopir Kopaja lebih baik memutar di sana agar bisa mengejar setoran. "Setoran Kopaja kami tinggi, sehari bisa mencapai Rp 550 ribu, itu pun belum termasuk biaya solar," ujarnya.
Berputar di Bundaran HI, kata Wagimin, juga mempermudah sopir lain untuk aplusan, gantian. Kalau telat aplusan, dia berujar, sopir bisa dipecat oleh pemilik Kopaja.
Namun, pria yang telah memiliki tiga anak itu mengaku tidak tahu apakah jika berputar di Bundaran HI harus membayar kepada petugas.
"Saya tidak tahu, itu menjadi urusan masing-masing," ujarnya sambil bergelantungan di pintu belakang.