Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan pembangunan fasilitas kesehatan (faskes) di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang ada di Ibu Kota.
Kendati penting bagi warga, jumlah rusunawa yang memiliki faskes terbilang sedikit.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan saat ini baru 15 unit rusunawa yang sudah dilengkapi dengan faskes untuk melayani warga yang ingin berobat.
"Saya akan tambah klinik dan posyandu di rusunawa karena jumlahnya masih kurang. Gubenur DKI Jakarta sudah menginstruksikan Dinkes untuk membangun satu unit faskes di setiap rusun," katanya setelah acara peresmian Gerakan Ketuk Pintu Layani dengan Hati di Rusun Pinus Elok, Jakarta Timur, Minggu (24/5/2015).
Dinkes DKI Jakarta akan memanfaatkan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI 2015 untuk membangun faskes, misalnya klinik umum dan posyandu. Total anggaran yang diberikan kepada Dinkes DKI berjumlah Rp6,17 miliar.
Koesmedi mengatakan mengalokasikan sebagian besar anggaran untuk membangun faskes, Kartu Jakarta Sehat (KJS), serta pendaftaran anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan (BPJS Kesehatan).
"Hampir 50% dari APBD DKI tahun ini dianggarkan untuk pembangunan faskes. Selain fokus mendirikan rumah sakit tipe D, dana tersebut akan kami gunakan menambah jumlah klinik dan posyandu di rusunawa," ujarnya.
Menurutnya, idealnya satu rusunawa memiliki satu faskes yang dapat digunakan oleh penghuni rusun. Pembangunan faskes di rusunawa tak terlepas dari rencana pemerintah membangun kawasan flat terpadu.
Selain klinik kesehatan, Pemprov DKI juga membangun pasar tradisional, tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sarana bermain anak, taman serta fasilitas umum lainnya.
Rusunawa Daan Mogot merupakan salah satu lokasi tempat tinggal yang telah dilengkapi faskes. Rusunawa terbesar di DKI Jakarta memiliki kapasitas mampu menampung 640 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di delapan blok.