Digilir
SD dengan akreditasi B itu cuma punya lima ruang kelas yang pemakaiannya digilir kelas pagi dan siang. Adapun ruang kepala sekolah, tata usaha, dan guru menjadi satu. Sementara toilet murid, guru, dan kepala sekolah masing-masing satu tanpa pemisahan perempuan dan laki-laki.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Zainudin mengakui perbaikan sarana dan prasarana pendidikan terus menjadi perhatian.
“Program kami masih mengarah kepada perbaikan standar sarana gedung sekolah,” ujarnya saat ditemui Bisnis secara terpisah.
Ketersediaan infrastruktur dan fasilitas memadai berkontribusi positif terhadap kualitas pendidikan apalagi jika ditunjang SDM pengajar berkualitas. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang mengalokasikan Rp1,1 triliun untuk pendidikan.
Dana ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015. Secara umum fokus alokasinya untuk pembangunan sekolah baru, penambahan ruang kelas, dan pemisahan sekolah satu atap.
Zainudin menampik jika disebutkan ada sekolah rusak di Kabupaten Tangerang. Mungkin rusak yang dimaksudnya lebih pada gedung sekolah tidak layak huni yang atapnya bolong-bolong, lantai tanah, atau kaca pecah.
“Kalau soal rusak itu hal biasa, nanti bisa kami perbaiki,” ucapnya.
Adapun jumlah SD di Kabupaten Tangerang saat ini sekitar 949 unit, SMP 320 unit, dan SMA/SMK sederajat 400 unit.
Kerusakan ruang kelas setidaknya bisa dikategorikan menjadi ringan dan berat. Untuk kerusakan ringan dapat ditangani bertahap oleh pemerintah kabupaten dan pihak sekolah, tetapi rusak berat butuh rehabilitasi bahkan penambahan ruang kelas baru.
Sementara di kota, Kepala Bidang SD dan SMP Dinas Pendidikan Kota Tangerang Jamaluddin mengutarakan untuk area kota, kerusakan yang terjadi relatif dalam skala kecil, seperti kerusakan pagar.
“Kalau di Tangerang mayoritas gedung sekolah sudah kondusif, intinya di sekolah di Kota Tangerang 99% sudah nyaman,” tutur Jamaluddin kepada Bisnis.