Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua DPP Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan operator bus tak berani menaikkan harga tiket kala periode mudik Lebaran tahun ini karena turunnya pemudik yang menggunakan bus untuk pulang kampung.
"Untuk tiket kami ikut tarif batas atas dan bawah dari pemerintah. Namun, kami masih harus mengevaluasi kondisi di lapangan. Kalau permintaan sedikit, kami tak bisa pasang harga tiket terlalu mahal," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (28/6/2015).
Penurunan tersebut, lanjutnya, merupakan dampak dari banyaknya perusahaan swasta, institusi pemerintah, bahkan partai politik yang menyelenggarakan program mudik gratis untuk masyarakat.
Shafruhan memperkirakan omzet operator bus bisa tergerus hingga 20% akibat hal ini. Indikasi penurunan pemudik akibat makin maraknya program mudik gratis terjadi sejak 7 tahun silam. Menurutnya, pengurangan jumlah penumpang bus AKAP terus bertambah setiap tahunnya.
"Kami tak berani tetapkan batas atas untuk semua rute. Nanti akan dilihat rute-rute mana yang sepi dan ramai. Kalau sudah begini, pemasukan otomatis ikut turun," paparnya.
Organda DKI menyiapkan 1.900 unit bus AKAP untuk mengangkut penumpang selama arus mudik 2015. Jumlah tersebut berkurang 500 unit dibandingkan total armada yang diterjunkan tahun lalu yang mencapai 2.400 unit. Pihaknya juga menyiapkan 265 unit jenis bus pariwisata dan 30 unit bus kota untuk cadangan.
"Bus cadangan sengaja tak disiapkan dalam jumlah banyak. Tahun lalu, kami siapkan banyak ternyata tak terpakai. Tahun ini juga begitu hanya 30 unit sementara tahun lalu bus cadangan yang disiapkan ada 50 unit," kata Shafruhan.