Bisnis.com, JAKARTA - Dalam pengarahan terkait penataan kota, trotoar, dan urbanisasi di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan dirinya tak ingin banyak rumah susun di DKI Jakarta menjadi tempat penyimpanan istri muda.
Arus balik pasca lebaran mulai menciptakan prediksi akan ada 70.000 pendatang memasuki DKI Jakarta. Para pendatang tentunya akan mencari kawasan-kawasan tempat tinggal dan tidak menutup kemungkinan pendatang akan hidup di kawasan ilegal atau tempat prostitusi.
Salah satu apartemen yang tercatat pernah terindikasi menjadi tempat prostitusi adalah apartemen Kalibata City. Kalibata City memiliki penghuni sekitar 13 ribu, sementara yang berKTP DKI tidak lebih dari 2.500 orang. Oleh sebab itu para pendatang akan didata dengan formulir kedatangan beserra surat keterangan pindah dan kelakuan baik dari daerah asal.
"Yang seperti ini berbahaya. Harus diminta surat keterangan pindahnya kalau ada. Surat kelakukan baik dari daerah asal. Di pemukiman yang mewah-mewah itu perlu diterbitkan. Saya tidak mau Jakarta menjadi tempat sarang pembuatan narkoba, money laundry, dan penyimpanan istri muda," kata Djarot di Ruang Pola Wali Kota Jakarta Selatan, Jumat (24/7/2015).
Sementara itu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Provinsi DKI Jakarta Edison Sianturi kenaikan urbanisasi DKI Jakarta hanya 3%. Dia mengaku sudah mendata 80 titik apartemen di Jakarta Selatan yang sudah berpenghuni tetapi belum ada tata struktur wilayahnya,
"Memang ini akan merepotkan kami kalau mereka [warga pendatang] tidak memiliki KTP sesuai dengan domisili. Maka kami akan mengumpulkan pengelola apartemen untuk pembentukan RT dan RW untuk pengendalian kependudukan di Jakarta," ujar Edison.