Bisnis.com, JAKARTA-- Dari laporan intel atau mata-mata yang dikirim, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menemukan fakta soal mahalnya harga perlengkapan sekolah di acara bertajuk ‘Jakarta Book & Edu Fair 2015’.
Dari data itu, Ahok,membuat dua dugaan mengapa peserta pameran menaikkan harga. Pertama, " mereka mendapat angin segar soal tambahan jumlah pengunjung dibandingkan pameran tahun lalu," kata Ahok di Balai Kota, Selasa (28/7/2015).
Tahun lalu, pameran dihadiri 350 ribu pengunjung. Tahun ini, targetnya 489 ribu pengunjung karena ada fasilitas bus gratis menuju arena pameran di Parkir Timur Senayan.
“Saya curiga jangan-jangan mereka berpikir jumlah pengunjung tahun ini sudah bertambah sekitar 50 persen dari tahun lalu sehingga buat apa beri diskon besar-besaran,” katanya.
Dugaan itu ternyata benar, karena harga buku, alat tulis, dan tas yang dijual pedagang di pameran ini lebih mahal ketimbang di pasar. Hal ini yang membuat Ahok marah dan kecewa saat membuka pameran kemarin.
"Ini namanya kurang ajar,” kata Ahok saat membuka acara itu di Parkir Timur Senayan. Ketika itu, Ahok membacakan hasil investigasi mata-mata yang dikirim.
Kedua, Ahok menganggap peserta pameran cerdik memanfaatkan peluang.
Menurut Ahok, mereka paham betul bila pengunjung merupakan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah yang memegang Kartu Jakarta Pintar.
“Mereka tahu sekalinya masyarakat ini bisa ambil duit, mereka bakal beli apa saja,” katanya sambil menyimpan geram.