Bisnis.com, TANGERANG--Pasok atau suplai daging sapi dari peternak dalam negeri di Kota Tangerang susut tinggal 5% selama periode kelangkaan terjadi hampir sebulan terakhir.
Koordinator Wilayah Tangerang Raya Asosiasi Pengusaha Pemotongan Hewan Indonesia (APPHI) M. Hendri mengatakan selama mayoritas kebutuhan sapi potong memang diberasal dari luar negeri. Kiriman dari peternak lokal paling banyak sekitar 10% dari kebutuhan.
"Sekarang dari dalam negeripun tinggal 5% kira-kira," ucapnya kepada Bisnis, Selasa (11/8/2015).
Secara umum APPHI menilai masyarakatlah yang paling terbebani dari kondisi sekarang.
Masyarakat yang dimaksud tentu bukan hanya konsumen skala rumah tangga.
Perlu dipikirkan pula para pengusaha yang menjajakan makanan olahan daging sapi, baik skala kecil maupun menengah.
Apabila harga produk dinaikkan, pelanggan bisa-bisa kabur.
Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disindagkop) Kota Tangerang berharap kelangkaan daging sapi tidak berlangsung lama.
Sejauh ini tidak ada tindakan khusus yang dilakukan Disindagkop, selain menunggu sikap pemerintah pusat.
“Kami tidak bisa gelar operasi pasar. Jadi, kita tunggu saja dari pusat bagaimana. Yang pasti sekarang memang pedagang pasar memutuskan mogok sekitar empat hari, semoga setelah ini ada penyelesaian,” ucapnya saat dihubungi Bisnis secara terpisah.
Manakala masalah ini bisa diatasi, pekerjaan rumah belum selesai. Problem ketahanan pangan ini mesti ditindaklanjuti serius sebab hal ini mengindikasikan lemahnya produktivitas para peternak lokal.
Perkotaan seperti Tangerang yang didominasi industri dan jasa memiliki ketergantungan besar terhadap suplai daging impor.
Kebutuhan daging yang dipenuhi dari daerah lain di Tanah Air paling banyak 40%, selebihnya menanti suplai dari luar negeri.