Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar 'Firasat' Bank Indonesia Atas Banten (3)

Kendati realisasi pertumbuhan ekonomi Banten pada April - Juni hanya 5,26% (yoy) setidaknya pertumbuhan di provinsi ini tetap bergerak di atas 5%.
Ilustrasi: Industri baja
Ilustrasi: Industri baja

Bisnis.com, TANGERANG—Kendati realisasi pertumbuhan ekonomi Banten pada April - Juni hanya 5,26% (yoy) setidaknya pertumbuhan di provinsi ini tetap bergerak di atas 5%.

Capaian pertumbuhan pada triwulan kedua tahun ini meleset dari perkiraan Bank Indonesia 5,52%. Tidak hanya itu, realita di lapangan menunjukkan realiasi April - Juni bahkan lebih kecil daripada Januari – Maret yang mencapai 5,69% (yoy).

Kepala BPS Banten Syech Suhaimi mengatakan beberapa pemacu kinerja perekonomian tidak hanya peningkatan pendapatan rumah tangga.

Tapi juga terpengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi yang relatif rendah.

Sementara konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran atau rumah makan, dan bukan makanan naik.

BPS Banten menyatakan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Banten pada triwulan kedua tahun ini sebesar 108,19.

Artinya, kondisi ekonomi warga meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tingkat kepercayaan atau optimistis konsumen juga menguat dengan ITK 104,07.

Memang sih kondisi ekonomi konsumen membaik berkat peningkatan pendapatan rumah tangga.

Tapi efek kenaikan konsumsi disokong bertambahnya penghasilan masyarakat berkat Tunjangan Hari Raya tidak seheboh yang dibayangkan.

Khusus di sisi penawaran, asumsi 5,52% - 6,01% merujuk kepada keyakinan terhadap sektor pertanian yang di beberapa daerah masih panen raya pada triwulan II.

Di sektor peternakan pun, khususnya daging ayam dan sapi, dinilai berpeluang sedikit meningkat sejalan dengan potensi peningkatan permintaan selama Ramadan.

Adapun untuk industri kimia, sektor konstruksi, dan pertumbuhan perdagangan dipercaya membaik.

Tapi khusus untuk industri pengolahan dan besi baja, BI sadar kecenderungannya turun mengingat dolar AS masih perkasa dan harga komoditas melemah.

Pertumbuhan ekonomi 5,26% triwulan kedua (yoy) didukung hampir oleh semua lapangan usaha.

Pertumbuhan tertinggi dibukukan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan 15,09%.

“Ini akibat adanya pergeseran musim panen ke April lantaran masa tanam terlambat,” kata Suhaimi.

Dua lapangan usaha lain yang mengukir pertumbuhan tertinggi pula, yaitu administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib meningkat 13,76%.

Selanjutnya ada informasi dan komunikasi tumbuh 9,67%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper