Bisnis.com, TANGERANG — Realisasi penyerapan anggaran belanja daerah di Provinsi Banten jauh di bawah level ideal, meski demikian pada triwulan mendatang diyakini bakal terakselerasi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banten M. Yanuar mengatakan idealnya penyerapan anggaran setiap bulan mencapai 8%. Sejalan dengan ini seharusnya pada semester pertama sudah penyerapan di atas 40%.
"Kami akan petakan, dan program atau bidang-bidang yang catatannya merah [penyerapannya lambat] akan dirasionalisasi," ucap Yanuar kepada Bisnis, Kamis (13/8/2015).
Level ideal yang disebutkan jauh dari kenyataan, setidaknya ini berlaku untuk triwulan I/2015. Pada Januari – Maret tahun ini penyerapan belanja daerah baru 7% dari pagu yang ditetapkan.
Komponen belanja Banten pada 2015 yang dianggarkan senilai Rp8,9 triliun, naik 14% dibandingkan tahun lalu. Adapun komponen utama dalam realisasi penyerapan anggaran adalah dana hubah dan belanja rutin.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Banten Budiharto Setyawan menyatakan penyerapan 7% dari pagu anggaran setara dengan Rp608 miliar. Angka ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Triwulan pertama 2014 [nilai] penyerapannyaRp435 mliar atau 6% [dari pagu anggaran yg ditetapkan]," tuturnya dalam Kajian Ekonomi Regional BI Banten.
Selama tiga tahun terakhir penyerapan anggaran Provinsi Banten paling besar berlangsung pada triwulan terakhir mencapai 39% - 45%. Hal ini terpengaruh realisasi belanja langsung berupa belanja modal yang umumnya berlangsung pada Oktober - Desember.