Bisnis.com, TANGERANG — Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) memastikan kenaikan harga daging ayam bukan disebabkan kelangkaan suplai.
Ketua FMPI Don P. Utoyo memastikan produksi daging ayam potong di perkotaan seperti Jabodetabek tidak kurang dari kebutuhan.“Produksi semuanya cukupi permintaan,” katanya kepada Bisnis, Jumat (14/8/2015).
Secara umum sektor perunggasan justru kelebihan suplai, ini berlangsung sejak 2013. Setidaknya kondisi ini memastikan tidak ada kekurangan suplai khususnya ke Jabodetabek.
Daerah padat penduduk seperti Tangerang Raya rerata permintaan day old chicken (DOC) broiler di level 47 juta ekor per pekan. Sementara produksi DOC mencapai kisaran 50 juta ekor setiap minggi.
Dengan demikian, kenaikan harga daging ayam memang lakon yang dimainkan pedagang. Peternak gerah dengan sikap yang hanya mengutamakan untung ini. Seiring dengan bertambahnya profit pedagang, harga di tingkat peternak justru merugi.
Kondisi tersebut dirasakan berlangsung hampir setahun terakhir. Semestinya harga ayam yang dijual ke konsumen tertinggi antara Rp33.000 - Rp35.000 per kilogram. Tapi di lapangan kerap didapati harganya mencapai kisaran Rp38.000 - Rp40.000 per kilogram.