Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banten Evaluasi Keabsahan Aram I

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten bekerja sama dengan Dinas Pertanian melakukan peninjauan ulang ke lapangan guna memastikan lokasi mana saja yang surplus produksi beras.
Gagal panen akibat bencana kekeringan/Antara-Saiful Bahri
Gagal panen akibat bencana kekeringan/Antara-Saiful Bahri

Bisnis.com TANGERANG—Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten bekerja sama dengan Dinas Pertanian melakukan peninjauan ulang ke lapangan guna memastikan lokasi mana saja yang surplus produksi beras.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi mengatakan tindakan itu dilakukan sejalan dengan imbauan Wakil Presiden Jusuf Kalla agar dilakukan penghitungan lebih cermat terhadap produksi beras.  Wapres meragukan keabsahan angka ramalan pertama (Aram I) nasional pada tahun ini.

“Kita [Provinsi Banten] surplus produksi tetapi di mana lokasi pastinya? Ini yang sedang kami data,” ucapnya kepada Bisnis, Senin (21/9/2015).

BPS mengaku tidak bisa memastikan sampai kapan peninjauan tersebut dilakukan. Tapi diharapkan pada Oktober tahun ini sudah bisa diketahui wilayah mana saja yang bisa surplus. Apabila ternyata tidak ditemukan adanya kelebihan produksi maka Aram I Banten perlu dievaluasi.

Suhaimi menjelaskan Aram I produksi padi tahun ini bakal tumbuh 6,32% menjadi 2,18 juta ton. Keyakinan ini sejalan dengan kepercayaan diri pemerintah yang meramalkan produksi gabah kering giling (GKG) nasional naik 6,64% jadi 75,55 juta ton pada tahun ini (yoy).

Menyoal aram GKG nasional itu belum lama ini Wapres JK menyebut data produksi gabah kering giling perlu dievaluasi. Dia menilai angka yang 75,55 ton yang dilansir BPS pusat terlalu tinggi, jumlah ini setara dengan 47 juta ton beras.

Apabila aram nasional terwujud bakal ada surplus alias kelebihan produksi beras sekitar 5 juta ton. Tapi wapres ragu terhadap ramalan ini. Oleh karena itu dia meminta Kementerian Pertanian mengevaluasi perhitungan proyeksi gabah kering giling.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper