Bisnis.com, TANGERANG — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten enggan pihaknya dinilai tidak cermat dalam menetapkan angka ramalan pertama (Aram I) produksi padi.
Kepala BPS BAnten Syech Suhaimi menjelaskan aram yang dilansir BPS berasal dari Dinas Pertanian atau dalam skala nasional bersumber dari Kementerian Pertanian. Data ini bukan BPS yang membuat, pihaknya hanya mempublikasikan.
“Sebetulnya produksi gabah kering giling itu bukan BPS yang membuat datanya, tetapi pemantauannya dilakukan Dinas Pertanian. Kami sendiri hanya mementukan produktivitas pertanian,” ucap Suhaimi kepada Bisnis, Senin (21/9/2015).
Evaluasi aram produksi gabah kering giling diakuinya penting karena angka ini jadi landasan berbagai perhitungan. Sebagai contoh, angka ramalan akan memengaruhi anggaran subsidi pupuk, benih, dan berbagai bantuan untuk petani khususnya peralatan pertanian.
Penuturannya soal Aram I di Banten ini menyusul imbauan Wakil Presiden Jusuf Kalla agar dilakukan penghitungan lebih cermat terhadap produksi beras. Wapres meragukan keabsahan angka ramalan pertama tahun ini.
Suhaimi menjelaskan Aram I produksi padi tahun ini bakal tumbuh 6,32% menjadi 2,18 juta ton. Keyakinan ini sejalan dengan kepercayaan diri pemerintah yang meramalkan produksi gabah kering giling (GKG) nasional naik 6,64% jadi 75,55 juta ton pada tahun ini (yoy).
Untuk skala Banten, Suhaimi mengaku percaya diri peningkatan produksi padi tahun ini bukan mustahil. Faktor pemacu salah satunya produksi padi sawah yang juga diyakini bertambah. Produksi padi jenis ini diramal naik 7,89% (yoy), sedangkan padi ladang diramalkan turun.
Aram I Banten tahun ini juga dipengaruhi faktor lain, seperti luas panen khususnya untuk padi sawah. Luas panen tahun ini bertambah 1,67% setara 6.450 hektare (ha). Jumlah ini terdorong ramalan adanya perluasan panen padi sawah menjadi 375.560 ha.