Bisnis.com, TANGERANG—Pemerintah kota dan kabupaten harus memperkuat perkembangan bisnis di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta industri kreatif guna menekan angka kemiskinan di perkotaan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Syech Suhaimi berpendapat dua sektor tersebut merupakan bidang usaha yang paling potensial untuk menyerap tenaga kerja kurang terdidik dan terampil, khususnya mereka yang datang dari perdesaan.
“Industri kecil dan menengah serta industri kreatif bisa menyerap SDM dari desa yang tidak bisa diserap oleh industri besar. Entah karena tidak memenuhi kualifikasi atau karena faktor lain,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (22/9/2015).
Penduduk miskin di Banten yang tinggal di wilayah perkotaan kini lebih banyak ketimbang di perdesaan. BPS mencatat pada Maret tahun ini ada 408.530 orang miskin di kota setara dengan 5,03% dari total penduduk. Sementara di desa ada 293.870 orang miskin setara dengan 7,78%.
Kumulatif penduduk miskin di desa dan kota pada Maret tahun ini tercatat 702.400 orang. Angka ini meningkat 8,20% dibandingkan dengan realisasi pada September tahun lalu sejumlah 649.190 orang. Peningkatan ini tak lain disebabkan laju inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
“Dalam dua tahun terakhir inflasi di kota lebih besar, sedangkan di desa tercatat ada peningkatan nilai tukar petani sehingga petani di desa lebih sejahtera,” ucap Suhaimi.
Mengikis kemiskinan perkotaan dengan memperlebar lapangan pekerjaan di sektor UMKM dan Industri kreatif perlu diiringi dengan penguatan di sektor pembiayaannya. Interaksi lembaga penjamin kredit berpelat merah di Banten terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah relatif masih lemah.