Bisnis.com, BOGOR- Aar Hikmawan tak pernah menduga bisa menjadi guru sehari dalam kegiatan Kelas Inspirasi Bogor 3 yang dilaksanakan serentak di 30 sekolah Kabupaten dan Kota Bogor.
Karyawan yang berprofesi sebagai IT Analyst di salah satu perusahaan di Bogor itu mengaku penasaran dengan kegiatan yang tengah ngetren tersebut. Mulanya, Aar mencari tahu apa itu Kelas Inspirasi. Dia mengaku banyak mendengar dari rekan-rekannya yang lebih dulu ikut Kelas Inspirasi dan tertarik berpartisipasi mengajar di sekolah-sekolah terpencil.
"Awalnya saya pesimis bisa berkontribusi apa. Pada saat mengajar sempat canggung apa yang harus disampaikan dari profesi saya, tapi akhirnya saya mengajar anak-anak sambil bermain," paparnya.
Kelas Inspirasi Bogor (KIB) digelar untuk pertama kali sejak 2013. Saat ini KIB menginjak tahun ketiga. Relawan pengajar yang berpartisipasi berasal dari berbagai profesi mulai dari dokter, bankir, artis, insinyur, wartawan, entrepreneur, konsultan pajak, fotografer, apoteker, agen asuransi, animator hingga pejabat publik.
Setiap relawan yang mendaftar Kelas Inspirasi diseleksi. Mereka tidak dibayar sama sekali. Bahkan, relawan harus rela cuti sehari agar saat mengajar fokus dan tidak diganggu oleh pekerjaan.
Untuk KIB 3 tahun ini terpilih sekitar 400 relawan dari berbagai profesi yang tersebar di 30 sekolah di kota dan kabupaten Bogor. KIB dilaksanakan pada Rabu (28/10). Setiap sekolah dibagi dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 10 hingga 15 orang relawan pengajar dan dokumentator.
Kelas Inspirasi juga digelar di beberapa daerah seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Balikpapan dan akan berlangsung di Padang, Blitar, Jombang, Palembang, Aceh dan lainnya pada November dan Desember tahun ini.
Bagi Aar yang tinggal di kawasan Citeureup Kabupaten Bogor, mengajar anak-anak SD menurutnya adalah pengalaman yang tak bisa dilupakan. Rasa canggung dan gugup hilang seketika melihat respons para siswa yang tertarik menyimak bahan ajar yang dipaparkan.
"Anak-anak sungguh antusias penuh semangat menyimak apa yang saya sampaikan soal profesi saya. Dan banyak hal yang bisa mereka wujudkan di kemudian hari," katanya.
Cerita berbeda dirasakan Selvi Amalia yang berprofesi sebagai kepala cabang perusahaan asuransi syariah di Bogor. Sedari awal dia mengaku keteteran berkoordinasi dengan kelompok lantaran bentrok dengan hari kerja.
Selvi masuk dalam kelompok 28 yang ditugaskan mengajar di SDN Sampora 1 Cibinong Kabupaten Bogor. Namun, karena satu sama lain di kelompok tersebut mengerti kesibukan masing-masing, dia bisa mengatur jadwal untuk koordinasi.
Selama mengenalkan profesinya, Selvi mengaku sempat bingung lantaran sebagian siswa bengong dengan materi yang disampaikan. Tetapi akhirnya siswa mengikuti pengajaran dengan baik. "Mereka bersemangat menunjukan kalau mereka bisa menggapai impian. Apalagi bahan ajar yang saya sampaikan berbeda dengan pengajaran hari biasanya," ujarnya.
Pengajaran
Sistem pengajaran yang disampaikan para relawan memang beragam. Para relawan membawa peralatan masing-masing sesuai profesi yang dikerjakannya untuk memudahkan bahan ajar yang disampaikan pada siswa.
Siswa di SDN Sampora 1 misalnya sangat tertarik dengan penyampaian seorang dokter umum yang mengajarkan anak-anak menggunakan baju dokter, stetoskop dan peralatan kesehatan lainnya. Ada juga, peralatan yang dibawa seorang kontraktor dengan menggunakan helm pengaman dan rompi khusus pekerja bangunan.
Dalam survey di setiap sekolah, para siswa SD di Bogor sebagian besar ingin menjadi dokter, polisi, tentara, pilot, pemain sepak bola, guru dan insinyur. Profesi-profesi tersebut melekat di benak para siswa yang kemudian disampaikan kepada para relawan pengajar.
Salah satu misi Kelas Inspirasi Bogor adalah menyampaikan bahwa masih banyak cita-cita bisa diraih oleh anak-anak sekolah, sekaligus mendorong agar impian para siswa bisa tercapai. Caranya, mereka menuliskan cita-citanya di berbagai medium yang dibuat para relawan pengajar untuk disampaikan kepada guru dan orangtua masing-masing.
Selain menginspirasi anak-anak SD di Bogor, para relawan pengajar yang notabene bukan berasal dari guru tersebut juga memberikan masukan ihwal kondisi pendidikan dasar.
Perhatian Pemerintah
Wagiran, seorang HRD Manager yang sudah dua kali berpartisipasi sebagai relawan pengajar, berharap pemerintah membuatkan kurikulum yang sesuai dengan usia siswa.
Dia berharap Indonesia bisa meningkatkan mutu pendidikan sehingga dipandang lebih terhormat di mata dunia. "Pemerintah harus memperhatikan pendidikan di pelosok-pelosok," ujarnya.
Mirna Silviani, seorang entrepreneur yang sengaja datang dari Bandung untuk berpartisipasi jadi relawan pengajar mengaku miris saat memasuki salah satu kelas di SDN Sampora 1. Banyak siswa, kata dia, yang tidak memakai alas kaki lantaran tidak mampu membeli sepatu.
Selain itu, ruangan kelas banyak yang sudah rusak dan atapnya bocor, sehingga ketika hujan tiba, air masuk ke kelas dan menyebabkan genangan air. "Saya tanya ke Kepala Sekolahnya, ternyata SDN Sampora jarang diperhatikan pemerintah setempat," paparnya.
Laras Wahyu, fasilitator kelompok 28 KIB 3 menilai persoalan pendidikan yang ada di Indonesia sudah terjadi secara sistemik. Masalah kurikulum dan fasilitas, kata dia, hanyalah bagian paling sederhana dari permasalahan pendidikan di Indonesia.
"Yang perlu kita soroti justru revolusi mental dari pendidik dan pendukungnya mulai dari orang tua, birokrat, hingga masyarakat sekitar," ujarnya.
Menurutnya, semua pihak memerlukan edukasi mengenai kebijakan, bukan hanya sekedar memberi peraturan yang mengekang tanpa ada edukasi di dalamnya.
Fasilitator KIB 3 lainnya, Ranto Banurea berharap pemerintah membenahi infrastruktur sekolah yang ada di Bogor mulai dari ketersediaan ruang belajar yang harus ditingkatkan seperti ventilasi, pencahayaan dan lainnya.
Dia juga berharap kompetensi pengajar agar bisa memberikan motivasi dan metode belajar sehingga bisa lebih kreatif dalam mengajar. Caranya, kata dia, pengajar bisa mengarahkan minat dan bakat anak-anak tanpa mengkotak-kotakan berdasarkan nilai mata pelajaran saja.
"Persoalan lain adalah kesejahteraan. Pemerintah harus memberikan insentif layak sehingga tenaga pengajar lebih fokus mengajar disekolah," ujarnya.
Pendidikan Karakter
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Edgar Suratman mengapresiasi sistem pengajaran Kelas Inspirasi khususnya di Bogor. Dia mengaku akan mengadopsi sistem pendidikan tersebut di Kota Bogor.
Pihaknya sudah merancang sistem pendidikan karakter bagi siswa sekolah yang akan mendatangkan inspirator berkelas internasional.
Edgar menuturkan sistem pengajaran Kelas Inspirasi khususnya di Bogor dinilai memiliki kreatifitas tinggi terutama dalam cara pendekatan bahan ajar pada siswa. Dengan demikian, sistem tersebut akan dilakukan juga sekolah reguler di Bogor.
Edgar berharap setelah adanya sekolah pendidikan karakter di Bogor, para siswa memiliki kapasitas wawasaan luas dan berdaya saing.
"Boleh saja konsep pendidikannya lokal tapi outputnya nasional maupun internasional. Mereka harus punya wawasan luas," paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan sekolah pendidikan karakter tersebut mampu memberikan modal kuat bagi generasi muda seiring akhir tahun akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean.
Para siswa akan diberikan pelatihan materi karakteristik dan nasionalisme. Saat ini terdapat 80 peserta yang telah mendaftar. "Diharapkan pendidikan karakter menghasilkan generasi unggul dan berdaya saing," paparnya.
Begini Rupanya Kegiatan Kelas Inspirasi di Bogor
Aar Hikmawan tak pernah menduga bisa menjadi guru sehari dalam kegiatan Kelas Inspirasi Bogor 3 yang dilaksanakan serentak di 30 sekolah Kabupaten dan Kota Bogor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Bastanul Siregar
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 hari yang lalu
RK Klaim Dapat Dukungan PDIP 25%, Pramono Ungkap Tak Ambil Pusing!
2 hari yang lalu
7 Politikus KIM Plus Balik Arah Dukung Pramono-Rano, Ini Alasannya
2 hari yang lalu