Kabar24.com, DEPOK - Kampanye hitam terkait pemilihan kepala daerah di Depok membawa isu pendirian gereja sebagai "bahan ledak". Sejauh ini tidak diketahui siapakah yang memasang spanduk tersebut. Adakah pihak tertentu yang sedang memancing di air keruh?
Akibat tersebarnya spanduk tentang pendirian gereja, kubu pasangan Dimas-Babai menuding ada kampanye hitam yang disusun untuk menyerang mereka.
Calon wakil Wali Kota Depok dari pasangan nomor urut satu Babai Suhaimi menuding pasangan nomor urut dua Muhammad Idris-Pradi Supriatna telah melakukan kampanye hitam terkait spanduk soal pendirian gereja tersebut..
Dikabarkan sejumlah spanduk yang diduga dari pasangan nomor urut satu Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi yang bertuliskan "Haleluya... Puji Tuhan... Ayo Sukseskan Satu Kelurahan Satu Gereja" tersebar di kawasan Bojong Sari dan Sawangan Depok.
"Kami tidak pernah buat spanduk itu. Kami tahu ini perbuatan pihak mereka [Idris-Pradi]," ujar Babai, Minggu (8/11/2015).
Seperti diketahui, Pilkada Depok 2015 diikuti oleh dua pasangan yakni Dimas-Babai yang diusung oleh PDIP-P, PKB, PAN dan NasDem pada nomor urut satu dan Idris-Pradi yang diusung PKS dan Gerindra pada nomor urut dua.
Babai mengatakan kampanye hitam yang dilakukan pihak Idris-Pradi bukan kali pertama dilakukan. Oleh kare itu, pihaknya menuding pemasangan spanduk dilakukan pihak Idris-Pradi.
"Bagi kami ini adalah kampanye zalim yang menyerang Dimas-Babai. Apalagi spanduk dipasang di lokasi yang banyak umat muslimnya. Mereka ingin kami dibenci warga," ujarnya.
Sebagai pihak yang dituding, calon wakil Wali Kota Depok nomor urut dua Pradi Supriatna memberikan bantah keras pernyataan calon Wakil Wali Kota Depok nomor urut satu Babai Suhaimi soal pemasangan spanduk Satu Kelurahan Satu Gereja.
"Tidak mungkin kita yang pasang itu. Kami ini menerapkan politik santun," ujar Pradi saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (8/11/2015).
Pradi mengatakan agar Babai tidak asal tuding tanpa ada bukti jelas. Sebab, hal tersebut membuat iklim politik di Depok kian memanas.
Pertanyaannya kini: kalau pihak yang dituding sudah menyampaikan bantahan, siapakah yang sebenarnya memasang spanduk bernuansa SARA tersebut? Adakah pihak lain yang sedang memancing di air keruh?