Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku optimistis penyelesaian masalah sanitasi di DKI akan rampung pada 2016 sementara masalah sampah akan rampung pada 2020.
"Untuk sanitasi, saya sampaikan di 2016 selesai. Tetapi untuk kekumuhan dan untuk air bersih, persampahan dan sebagainya itu targetnya 2020. Karena ini persoalan kompleks," ujar Djarot di Gedung DPRD DKI, Rabu (25/11/2015).
Djarot menyebut ada beberapa RW yang tersebar di DKI Jakarta tergolong dalam kawasan kumuh dan kawasan kumuh berat. Menurut laporan yang diterima Djarot, di Jakarta Pusat ada 4 RW, Jakarta Timur ada 2 RW, Jakarta Utara ada 5 RW, Jakarta Barat ada 3 RW, sementara Kabupaten Kepulauan Seribu tak memiliki area kumuh.
"Sasaran pertama adalah kumuh berat kita tahu RW-nya dimana, yang kedua adalah yang kumuh. Supaya dia tidak kumuh, maka ada tingkat kumuhnya, ada indikatornya. Nah, ini kami sudah koordinasikan dan nanti semua RW akan turun," jelasnya.
Kawasan lain yang menjadi sasaran adalah mereka yang bertempat tinggal di dekat Bantaran Sungai. Djarot tak menampik bahwa sebagian warga bantaran sungai masih membuang kotoran langsung ke sungai. Oleh sebab itu dia mengharapkan agar setiap satu rumah sudah harus memiliki jamban sendiri. Jika belum bisa maka diharapkan ada jamban komunal untuk satu RT.
"Yang saya terapkan di Blitar, mereka yang tinggal di sepanjang sungai memakai jamban komunal. Apabila kita melibatkan mereka, yang kerja mereka. Makanya prinsipnya gotong royong. Kenapa? Karena pipa saluran antar WC ke jamban itu akan melewati tempat-tempat mereka. Itu yang kira-kira," sambungnya.