Bisnis.com, TANGERANG—Subsektor tanaman pangan di Provinsi Banten mengalami kenaikan nilai tukar petani (NTP) paling tinggi sebesar 2,87% menjadi 115,19 selama November tahun ini.
Kepala BPS Banten Syech Suhaimi mengatakan kenaikan itu terpengaruh indeks harga yang diterima petani (It) launya lebih cepat 3,23%. Angka ini dibandingkan dengan laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) 0,34%.
“Pendorong kenaikan It di subsektor ini menjadi 138,65 karena indeks subkelompok padi naik lebih besar dibandingkan penurunan indeks kelompok palawija,” katanya dalam paparan data BPS Banten, Rabu (2/12/2015). Laju kenaikan indeks subkelompok padi 3,39% sedangkan palawija -0,09%.
Adapun yang mendongkrak pertumbuhan indeks subkelompok padi adalah kenaikan harga gabah. Sementara penekan indeks subkelompok palawija tak lain penuruna harga kacang hijau, ketelah pohon, dan ubi jalar.
“Untuk Ib subsektor tanaman pangan secara keseluruhan naik 0,34% selama November [menjadi 120,37],” ujar Suhaimi. Angka ini terpengaruh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) 0,32% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,47%.
Dia menjelaskan kenaikan indeks BPPBM terpengaruh naiknya indeks bibit, pupuk dan obat-obatan, biaya sewa dan pengeluaran lain, penambahan barang modal, serta upah buruh. Adapun yang turun adalah kelompok transportasi.