Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wali Kota Nur Mahmudi Bicara Permasalahan Sampah di Depok

Wali Kota Nur Mahmudi Bicara Permasalahan Sampah di Depok
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Bekasi/Bisnis.com-Muhammad Hilman
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Bekasi/Bisnis.com-Muhammad Hilman

Bisnis.com, DEPOK --  Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengungkapkan masalah sampah di beberapa daerah terutama di Depok yang bisa diselesaikan secara maksimal.

"Masih banyak masyarakat yang mencampuradukan antara organik dan non organik," katanya di sela Workshop Urgensi Pembangunan Sistem Pengelolaan Sampah di Daerah, Senin (14/12/2015).

Dia mengatakan penyebab banjir yang biasa menghantui suatu daerah adalah penanggulangan sampah yang tidak dilakukan baik oleh masyarakat. Sehingga, pengolaan sampah yang tidak benar bisa menjadikan dampak buruk.

"Oleh karena itu kami membangun sistem unit pengelolaan sampah agar masyarakat memilah sampah sejak dari sumbernya," kata Nur.

Dia menambahkan Depok sempat disebut sebagai kota terkotor oleh Kementerian Lingkungan Hidup ketika Depok menjadi kota mandiri pada 1999.

Namun, klaimnya, upaya Pemkot Depok pada 2005 setelah dia dilantik jadi Wali Kota, permasalahan sampah berbasis kawasan perlahan menjadi solusi. Saat itu, kata dia, sampah dikumpulkan di unit-unit tertentu lalu dipilah antara organik dan nor organik.

"Sampai sekarang lebih dari 40 unit pengelolaan sampah di Depok. Bahkan kita coba tawarkan pada warga untuk mengelola dengan baik, sehingga menghasilkan pendapatan finansial pada warga," ujarnya.

Kreatif Memilah Sampah

Saat ini, Pemkot Depok, kata dia telah membentuk Perda Persampahan pada 2014. Sehingga unit pengelolaan sampah sudah mulai dikelolka dengan baik.

"Dalam Perda kita keluarkan sebuah kebijakan bahwa setiap rumah tangga yang pilah sampah dengan benar, maka kami tak akan bebani warga dengan duit. Artinya, ketika sampah ditarik maka tak ada retribusi," ujarnya.

Dia menambahkan, apabila warga Depopk tidak mau memilah sampah sejak di rumah, maka Pemkot Depok mengancam untuk tidak akan mengangkut sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir.

"Jadi setiap rumah harus sediakan ember kecil tertutup dari hasil sampah dapur yang organik basah. Nanti ada sekitar 30 rumah dikumpulkan di ember gede," katanya.

Nur mengatakan pihaknya telah membentuk 500 bank sampah yang dibentuk oleh warga Depok yang setiap bulannya menghasilkan uang sekitar Rp20.000 dari sampah anorganik.

"Kalau dikumpulkan per tahunnya warga bisa kumpulkan uang dari hasil kreatifitas recycle sampah sekitar Rp90 miliar," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper