Bisnis.com, DEPOK- Sejak diluncurkan 28 Desember 2015 lalu, maskot Asian Games 2018 mendapat sentimen negatif dari banyak media dan netizen Indonesia. Maskot tersebut dirasa tidak layak menjadi karakter yang mewakili tuan rumah untuk perhelatan sebesar Asian Games 2018.
Melihat pro dan kontra itu, muncul sebuah survei yang berupaya memperjelas di mana letak ketidakpuasan publik terhadap maskot tersebut. Survei merupakan bagian dari penelitian yang digagas oleh Lahandi Baskoro, yang juga menjadi dosen di program studi DKV, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Trilogi.
"Penelitian ini bertujuan supaya bisa mendapat insight yang lebih jelas, jika publik tidak puas dengan desain maskot tersebut, bisa diketahui di bagian apa yang tidak disukainya. Kostumnya, warnanya, bentuk fisiknya, namanya, atau apa?", paparnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Selasa (12/1/2015).
Menurutnya, logo dan maskot Asian Games 2018 ini menjadi representasi langsung dari wajah dinamika industri kreatif Indonesia dimata negara-negara Asia lainnya. Sehingga logo dan maskot tersebut harus sebisa mungkin bagus secara visual serta mampu melambangkan semangat dan harapan Indonesia sebagai tuan rumah.
"Menurut saya membuat visualisasi desain yang bagus dan disukai publik itu penting, sehingga publik bisa all-out memberikan dukungan baik kepada para atlet maupun untuk panitia penyelenggara, katanya.
Menurut pendiri Depok Creative tersebut, ajang perhelatan akbar tersebut selain bertujuan untuk promosi wisata, juga bertujuan untuk mendulang keuntungan, utamanya lewat merchandise. "Kalau desain maskotnya saja sudah dianggap jelek oleh publik tuan rumah, siapa yang mau beli merchandise-nya nanti?" ujarnya.
Hasil penelitiannya tersebut rencananya akan direkomendasikan kepada tim yang disusun oleh Badan Ekonomi Kreatif yang dipercaya oleh Kemenpora untuk projek mendesain ulang maskot Asian Games 2018.
Jadi, ayo bantu member masukan untuk desain maskot yang lebih baik dengan mengisi survei singkatnya disini: tiny.cc/ag2018, paparnya.