Bisnis.com, BOGOR - Kalangan pengusaha perhotelan di Bogor memproyeksikan okupansi perhotelan pada tahun ini akan membaik dipicu oleh merebaknya pembangunan hotel dan tempat wisata baru.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor Agus Chandra mengatakan pihaknya memperkirakan jumlah kunjungan hotel di wilayahnya akan mencapai 80%-90% hingga akhir tahun ini.
"Geliatnya sudah terlihat bakal ada peningkatan okupansi pada tahun ini, apabila melihat sejak awal tahun jumlah wisatawan berbondong-bondong masuk ke Puncak dan daerah wisata lainnya," ujarnya pada Bisnis.com, Rabu (21/1/2016).
Agus membandingkan pada 2015 okupansi hotel di wilayahnya anjlok atau mencapai rerata 20%-40% jauh dari persentase pada 2014 yang rerata mencapai 60%-70%. Amblasnya okupansi hotel di Kabupaten Bogor pada 2015 disebabkan oleh perekonomian nasional yang kurang membaik dan kebijakan pemerintah pusat yang dinilai memukul industri perhotelan.
Namun, kata dia, banyaknya pembangunan hotel yang baru di Kabupaten Bogor memberikan konsekuensi adanya persaingan antar pengusaha hotel yang mengancam jumlah hunian. Di sisi lain, adanya pembangunan hotel baru tersebut mengisyaratkan bahwa industri perhotelan di Kabupaten Bogor masih menggeliat.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor mencatat data terakhir pada 2013 menyebutkan jumlah hotel berbintang, melati dan villa mencapai 202. Rinciannya, 24 hotel berbintang dan 178 hotel melati dan villa.
Agus mengatakan hingga saat ini pihaknya mencatat terdapat ledakan pembangun hotel mencapai 470 yang tersebar di wilayah strategis di Kabupaten Bogor. "Dari jumlah tersebut yang jadi anggota PHRI Kabupaten Bogor hanya 290," ujarnya.
Dia mengklaim sektor perhotelan dan pariwisata telah menyumbang sekitar 29,7% bagi pendapatan di Kabupaten Bogor pada 2015. Tentu, kata dia, geliat tersebut akan dimaksimalkan untuk lebih ditingkatkan lagi pada tahun ini.
"Maka untuk menunjang sektor pariwisata ini kami meminta pemerintah setempat untuk bersinergi, setidaknya ada pembenahan infrastruktur, perbaikan sektor transportasi, peningkatan kebersihan fasilitas umum dan lainnya," ujar Agus.
Pada kesempatan lain, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor Shahlan Rasyidi mengatakan pihaknya telah merancang program yang bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor setiap bulannya.
Menurutnya, Bogor memiliki sejumlah wahana wisata mulai dari kesenian, kebudayaan, fesyen, kuliner hingga taman yang pada tahun ini telah banyak dibangun.
Dia memberi contoh, pada Februari mendatang pihaknya akan menggelar perayaan Cap Gomeh yang selalu menyedot perhatian wisatawan domestik dan mancanegara. Hal tersebut, kata dia, berpotensi mendatangkan peningkatan kunjungan wisatawan pada tahun ini.
"Kami tahun ini targetkan 900.000 wisatawan terdiri dari 400.000 wisatawan asing dan 500.000 wisatawan domestik. Target peningkatannya hanya sedikit dari tahun lalu yang sekitar 850.000," ujarnya.
Shahlan mengatakan sektor pariwisata di Kota Bogor telah berkontribusi untuk pendapatan daerah Rp135 miliar pada 2014 atau naik dari 2014 yang mencapai Rp118 miliar. Pada tahun ini, kata dia, pihaknya menargetkan kontribusi pariwisata Kota Bogor bisa mencapai Rp150 miliar.
"Oleh karena itu untuk meningkatkan pendapatan daerah ini kita selalui bersinergi dengan pengelola wisata dan perhotelan agar sama-sama memberikan yang terbaik untuk Bogor," paparnya.