Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan Walikota Jakarta Utara Rustam Effendi sempat mengutarakan niatnya alias curhat untuk mundur sebagai pejabat.
"Kemaren malam sebelum memutuskan [mundur] dia telepon saya. Saya tanya, sudah dipikir masak-masak belum?" kata Djarot, Selasa (26/4/2016).
Mantan Wali Kota Blitar tersebut mengatakan alasan Rustam mundur tidak jauh berbeda dengan yang beredar luas di media.
Sebelumnya, Rustam mencurahkan rasa hati (curhat) lantaran merasa difitnah oleh atasannya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Rustam dituduh bersekongkol dengan Calon Gubernur Yusril Ihza Mahendra.
Melalui akun Facebook dengan nama Rustam Effendi, dia mem-posting notes "Bekerja dengan Hati, Suatu Ironi".
Rustam belakangan mengakui notes tersebut sebagai tulisannya.
Djarot pun menilai Rustam memiliki jiwa gentleman serta terbuka menerima kritik atasan. Padahal, jabatan Wali Kota diincar banyak orang.
"Itu kan lebih gentlemen lebih baik begitu," imbuhnya.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mempertanyakan alasan Rustam Effendi mundur dari jabatan Wali Kota Jakarta Utara.
Menurutnya, pejabat daerah tidak bisa mundur dengan seenaknya. Harus ada alasan yang tepat. Kecuali sakit, berhalangan tetap, boleh mengajukan mundur.
Rustam Effendi menjadi Wali Kota Jakarta Utara sejak 2 Januari 2015.
Senin (25/4/2016) Rustam telah secara resmi menyampaikan surat pengunduran diri kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
Sebelumnya, Ahok menuduh Rustam bersekongkol dengan salah satu lawan politik Ahok yakni Yusril Ihza Mahendra.
Ahok menilai Rustam lamban dalam melakukan penertiban hunian liar di Jakarta Utara untuk penanganan banjir.
Bukan itu saja, Ahok menuduh Rustam masuk dalam salah satu perkumpulan pejabat DKI yang dinamakan Geng Golf.