Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Takjil Gairahkan Ekonomi Warga Tangsel

Bulan puasa Ramadan terbukti telah menggerakkan ekonomi kerakyatan di lingkungan masyarakat yang terlihat dari maraknya para penjual makanan dan minuman pembatal puasa.
Pedagang menjual makanan pembatal puasa atau Takjil. Ilustrasi/JIBI
Pedagang menjual makanan pembatal puasa atau Takjil. Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, TANGSEL-Bulan puasa Ramadan terbukti telah menggerakkan ekonomi kerakyatan di lingkungan masyarakat yang terlihat dari maraknya para penjual makanan dan minuman pembatal puasa.

Para pengusaha dadakan skala mikro yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dengan memodali usaha secara mandiri, termasuk produksi dan pemasarannya langsung ke konsumen, yang keuntungannya lumayan mencapai 100%.

Suasana bisnis dadakan itu antara lain terlihat di sepanjang Jl WR Supratman, Jl Rempoa Raya, Jl Cirendeu dan Jl Legoso, Kecamatan Ciputat Timur, serta Jl Ki Hajar Dwantara dan Jl Aria Putra, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.

Hasanah, pedagang dadakan di Jl WR Supratman, menggunakan meja kecil yang dibuatkan oleh suaminya untuk menjual makanan dan minuman pembatal puasa (takjil) seperti lontong, bakwan, tahu isi, tempe goreng dan kolak.

 “Lumayan untungnya, dengan modal Rp200.000 bisa balik mencapai sekitar Rp400.000 untuk jualan makanan takjil itu termasuk yang dimakan sendiri bersama keluarga,” katanya, Kamis (16/6/2016).

Menurutnya, seluruh makanan takjil itu dijual rata-rata Rp2.000 per buah, seperti lontong dan tahu isi, sedangkan kolak yang isinya cukup lengkap dijual seharga Rp2.500 per gelas plastik.

Ranny, pedagang makanan takjil di Jl Aria Putra, Kecamatan Ciputat, mengatakan tidak seluruh dagangannya dibuat oleh ibunya sendiri, karena ada beberapa yang merupakan titipan dari tetangga rumahnya dengan sistem bagi hasil.

“Selain kolak, biji salak, es timun suri, serta bakwan dan tahu isi yang dibuat oleh ibu saya sendiri, juga ada beberapa yang titipan tetangga dengan bagi hasil jika harga jualnya Rp2.500 per buah maka saya kebagian Rp500 per gelas,” ujarnya.  

Dia juga mengungkapkan omzet dagangannya akan melonjak tinggi jika ada yang memesan untuk kegiatan berbuka puasa bersama, seperti yang dilakukan di masjid dan musola maupun lembaga-lembaga pendidikan dan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurudin Abdullah
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper