Bisnis.com, JAKARTA - Mudik Lebaran biasanya memunculkan masalah baru bagi Jakarta. Ibukota negara tersebut pasti akan kebanjiran para pendatang dari berbagai daerah.
Biasanya para pendatang tersebut diboyong oleh para pemudik dari Jakarta.
Untuk mengantisipasi ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengimbau seluruh pemudik yang berasal dari Jakarta untuk tidak membawa istri baru atau sanak saudara ke Jakarta.
Djarot mengakui Jakarta adalah kota yang sangat terbuka, tetapi tetap terkendali.
Menurut dia, pada umumnya orang-orang datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Namun, tidak semua orang-orang yang datang ke Jakarta dengan tujuan bekerja itu memiliki keahlian.
"Dari survei yang kami lakukan, 70% orang-orang datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan dan 10% untuk melanjutkan pendidikan," katanya di Balai Kota, Rabu (6/7/2016).
Dari jumlah pencari kerja itu, sekitar 75% tercatat tidak menyelesaikan jenjang pendidikan SLTA.
Kondisi tersebut pada akhirnya akan membuat pertumbuhan penduduk transmigran tidak terkendali.
Djarot mengimbau kepada kepala RT/RW untuk rutin melakukan pendataan khususnya kepada pendatang. Pendataan itu, katanya, untuk memantau sekaligus mengendalikan jumlah transmigran.
Namun, lanjutnya, ada pengecualian bagi pencari kerja yang memiliki kemampuan dan keahlian.
"Yang tidak punya keahlian itu yang berpotensi menempati tanah milik negara seperti bantaran sungai dan pinggir rel."