Bisnis.com, DEPOK - Wali Kota Bogor Bima Arya mengakui kotanya masih dihantui dengan permasalahan kemacetan yang selama ini menjadi pekerjaan rumah di Kota Hujan tersebut.
Pernyataan Bima tersebut disampaikan menanggapi survey Waze yang menyatakan Bogor sebagai salah satu kota terburuk di dunia bagi pengendara.
"Survei Waze harus kita perhatikan. Bagaimanapun itu ada datanya. Jangan disangkal. Memang Bogor masih macet, dan di beberapa ruas tambah macet," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (16/9/2016).
Tahun lalu, sambungnya survey yang sama dilakukan Waze menyebutkan tingkat kemacetan di Bogor masih di bawah Bandung dan Denpasar. Namun, tahun ini menjadi lebih buruk. Menurutnya, kondisi tersebut penting untuk meningkatkan kinerja Pemkot Bogor lebih keras lagi terutama reformasi angkutan kota.
Dalam survei Waze tersebut, kata Bima kemacetan terjadi di beberapa lokasi antara lain di kawasan Ciawi, Gadog Kabupaten Bogor dan 12 lokasi di kawasan Kota Bogor yakni di Jalan Sholeh Iskandar, Tajur, Kebon Pedes, Martadinata, Dewi Sartika, Sawojajar, Pajajaran, Lawanggintung, Merdeka, MA Salmun dan Jalan Mayor Oking.
Bima menjelaskan beberapa penyebab utama kemacetan terjadi antara lain karena tidak sebandingnya pertumbuhan kendaraan sekitar 13% dengan pertumbuhan jalan 0,1% pertahun. "Penyebab lain adalah persoalan disiplin pengguna jalan, hambatan samping antaralain pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar.
Pihaknya mengatakan akan segera melakukan langkah jangka pendek antara lain penempatan personel Wasdalgatur, penertiban penegakan hukum lalin dan penertiban PKL, pembangunan fly over Martadinata 2017, percepatan Tol BoRR dan penataan perparkiran.
Sementara langkah untuk jangka menengah dan panjang adalah percepatan regional ring road (R-3) untuk distribusi jalan Tajur, pembangunan fly over Kebon Pedes dan Salmun dan percepatan re-routing serta pengembangan koridor transpakuan dengan konversi tiga angkot menjadi satu bus.
Sebelumnya pengelola piranti lunak Waze merilis indeks tempat terbaik dan terburuk bagi pengendara di dunia. Hasilnya, Bogor tercatat sebagai kota terburuk bagi pengendara kedua setelah Kota Cebu, Filipina. Adapun peringkat ketiga adalah San Salvador, El Salvador.