Bisnis.com, TANGSEL-Pemerintah Kota Tangerang Selatan diminta lebih transparan dalam mendata jumlah pedagang Pasar Ciputat, terkait rencana revitalisasi secara total pasar tradisional tesebut.
Penataan secara transparan itu untuk memastikan para pedagang lama benar-benar tertampung seluruhnya di bangun baru pasar hasil revitalisasi, dan tidak tergeser oleh pedagang baru yang tidak jelas asal usulnya.
Santosa, salah seorang pedagang Pasar Ciputat, mengatakan pihak Pemkot Tangsel harus transparan dalam mendata para pedangan guna mencegah munculnya pedagang jadi-jadian, alias pedagang yang baru muncul saat ada revitalisasi pasar.
“Seperti yang terjadi di pasar lain, pedagang jadi-jadian itu muncul menjelang ada pendataan dengan maksud agar dirinya tercantum sehingga nanti mendapat kios di bangunan baru hasil revitalisasi,” katanya, Selasa (27/9/2016).
Menurutnya, rencana revitalisasi Pasar Ciputat dimulai dengan penertiban seluruh lapak di depan pasar tersebut yang memakan hampir separoh badan jalan hingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas.
Dia menjelaskan kini ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jl H Usman, samping Pasar Ciputat, Tangsel menunggu giliran untuk dibongkar, yang rencana semula akan dilaksanakan setelah Lebaran Idulfitri 2016.
Rencana penertiban PKL itu merupakan bagian dari program revitalisasi Pasar Ciputat yang dimulai pekan lalu dengan membebaskan Jl Aria Putra dan Jl Dewi Sartika, di samping dan belakang pasar dari aktivitas pedagang liar.
Menurut pemantauan Bisnis.com, para pedagang barang kebutuhan pokok, sayuran dan buah-buahan masih berjualan di kanan-kiri Jl H Usman sejak dari pertigaan depan Masjid Al Jihad hingga dekat Jl Aria Putra.
Aktivitas para pedagang yang memakan hampir separoh badan jalan itu sering dikeluhkan masyarakat di sekitar pasar yang merasa terganggu karena kesulitan saat melintas.