Bisnis.com, PEKANBARU - Kalangan pengusaha agen perjalanan wisata di Provinsi Riau membidik wisatawan mancanegara dari Malaysia dan Singapura.
Ketua Association of The Indonesia Tour and Travel Agencies (Asita) Riau Dede Firmansyah mengatakan, dua negara itu dibidik untuk berkunjung ke Pekanbaru dan sekitarnya.
"Malaysia dan Singapura paling banyak datang ke Pekanbaru karena ada flight langsung, tetapi selama ini wisatawan itu hanya singgah untuk tujuan ke Sumbar," katanya kepada Bisnis, Rabu (5/10/2016).
Dengan kondisi itu, agen perjalanan yang tergabung dalam Asita Riau sudah menyiapkan paket wisata di Pekanbaru dan sekitarnya, sehingga wisman itu mau tinggal dan menikmati daerah wisata walau hanya semalam.
Dari upaya yang telah berjalan selama empat bulan terakhir ini, ada minat yang tampak dari kunjungan wisman itu, salah satunya di beberapa lokasi utama Pekanbaru seperti Museum Sang Nila Utama, Masjid Raya Annur, dan Pustaka Wilayah Soeman HS.
Di tiga objek wisata itu, wisman disuguhkan wisata budaya dan sejarah Riau, sehingga pengunjung dapat mengetahui lebih jauh tentang budaya Melayu yang ada di Provinsi Riau.
"Jadi walaupun tujuan utamanya ada yang ke Sumbar, kami upayakan tamu itu menginap sehari di Pekanbaru dan melihat objek wisata di sini," katanya.
Selain paket satu malam, Asita juga, kata Dede, menyiapkan paket wisata 3 hari 2 malam di Pekanbaru, atau ke Kabupaten Siak, sesuai keinginan wisatawan.
Sebelumnya, Pemprov Riau menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara, salah satunya dengan membidik potensi empat sungai utama sebagai objek pariwisata alam.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, daerahnya memiliki potensi wisata yang bagus dan tidak kalah dibandingkan daerah lain di Tanah Air.
"Potensi wisata di Riau tidak kalah dibandingkan daerah lainnya, disini ada empat sungai besar yaitu Siak, Kampar, Rokan, dan Indragiri, belum lagi potensi di pesisir Riau," katanya.
Andi sapaan akrab gubernur ini menjelaskan potensi wisata di sekitar aliran sungai bisa dikelola dengan baik dan menjadi potensi pendapatan bagi daerah.
Menurut dia, keunggulan ini harus dikemas dengan baik dan dikembangkan sesuai target wisatawan yang diharapkan.
Dia mencontohkan, bila melihat negara tetangga Malaysia, objek wisata yang dijual adalah barang buatan tetapi bisa mendatangkan kunjungan wisatawan.
"Kalau lihat ke Malaysia seperti Langkawi, di sana itu ada patung dan wisatawan datang ke sana, Riau pun seharusnya bisa karena potensi alam di sini sudah ada," katanya.
Dampak positif lain dari pengembangan wisata alam ini menurutnya, bisa memacu tumbuhnya industri kreatif berupa perajin oleh-oleh, dan usaha penginapan dari masyarakat setempat.
Adapun kunjungan pariwisata di Riau menurut catatan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yaitu kunjungan wisman pada 2015 lalu mencapai 55.000 kunjungan dan pada 2016 ditargetkan sebanyak 100.000 kunjungan.