Bisnis.com, TANGSEL--Isu suku, agama, ras dan antar golongan (Sara) tidak mempan digunakan untuk memecah belah masyarakat Tangerang Selatan yang sejak awal sudah majemuk dengan beberapa etnis, agama dan golongan.
M. Ramlie, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tangsel, mengatakan sampai saat ini masyarakat Tangsel cerdas dalam menghadapi berbagai isu Sara, radikalisme, terorisme serta anarkisme.
“Ini karena kemajemukannya masyarakat Tangsel mengedepankan musyawarah dan kerukunan,” katanya, Kamis (13/10/2016).
Menurutnya, terkait teroris yang seringkali tertangkap di daerah Tangsel itu hanya sebatas tempat persembunyian yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bahwa mereka bukan warga Tangsel.
Sebab, lanjutnya, warga Tangsel sejak lama rukun dan damai serta tidak mudah terprovokasi dengan berbagai isu Sara, apalagi paham terorisme.
Selanjutnya Abdul Rojak, Sekretaris Majlis Ulama Indonesia (MUI) Tangsel, mengatakan tokoh agama dan pihak terkait telah mencermati dan membahas fenomena baru di Tangsel yakni penyebaran paham-paham sesat.
“Paham-paham sesat dan radikal yang mulai menyusup di kalangan masyarakat terutama pemuda dikarenakan banyaknya kampus di Kota Tangsel,” ujarnya.
Sementara itu Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany, dalam situs resminya, menyatakan kegiatan silaturahmi sangat bagus dan perlu untuk dilakukan dengan berbagai pihak dari suku, ras, maupun agama yang berbeda.
“Meskipun kini teknologi sudah tergolong canggih dalam berkomunikasi, namun pertemuan langsung tak kalah pentingnya. Tentu. ini untuk membicarakan kemajuan daerah dari pendapat seluruh agama,” jelasnya.
