Bisnis.com, JAKARTA - Debat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta bagian kedua, Jumat (27/1/2017) di Hotel Bidakara Jakarta, berlangsung panas.
Pada sesi tanya jawab antar pasangan calon (paslon), calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mempertanyakan inkonsistensi sikap paslon nomer 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno terkait isu reklamasi.
"Awalnya paslon 3 bilang akan kaji. Di kesempatan lain bilang reklamasi harus dihentikan. Lantas mana yang benar?" tanyanya di Hotel Bidakara, Jumat (27/1/2017).
Terkait hal itu, Sandiaga Uno mengatakan isu reklamasi merupakan masalah keadilan. Menurutnya, proses yang sekarang dilakukan saat ini tidak terbuka jauh dari transparansi dan keberpihakan nelayan.
"Rakyat pesisir gak pernah merasa keadilan. Ini perjuangan membela rakyat," imbuhnya.
Ahok mengatakan banyak orang menuduh dirinya tak membela rakyat miskin. Padahal, proyek reklamasi sudah direncakanan sejak era 90-an. Izin yang sudah dikeluarkan pun tak bisa dibatalkan.
"Saya sudah berupaya meminta kontribusi tambahan untuk membangun fasilitas nelayan. Banyak orang ga tahu bahwa tanah yang direklamasi pengembang 100% sertifikatnya milik DKI. 5% tanah juga punya DKI. Kami minta kontribusi tambahan 15% dari nilai jual objek pajak untuk bangun rusun untuk nelayan," kata Ahok.
Anies lantas melakukan smash dengan mempertanyakan apakah pemerintah harus melanjutkan proyek reklamasi meskipun banyak dampak negatif bagi nelayan.
"Reklamasi ini kan warisan masa lalu, apakah akan diteruskan?" jelasnya.
Dia juga memiliki ide agar tanah yang sudah terlanjur direklamasi akan digunakan untuk pemanfaatan bagi masyarakat pesisir DKI Jakarta. Pasalnya, saat ini warga Jakarta tak lagi merasakan memiliki pantai.
"Reklamasi tidak hanya dinikmati oleh golongan top of the top. Seluruh warga harus bisa menikmati tanah reklamasi," imbuhnya.