Bisnis.com, JAKARTA- Kapolresta Bogor Kombes Suyudi Ario Seto berharap ada penataan ojek online seiring saat ini banyak yang telah beroperasi di Kota Bogor.
"Ojek online ini rentan menimbulkan konflik, perlu satgas pengawasan ojek online. Mulai dari satgas preventif, promotif dan komprehensip," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Rabu (15/3/2017).
Dia memaparkan pihaknya mendukung langkah-langkah Pemerintah Kota Bogor terkait penataan ojek online. Pasalnya, sedari awal pihaknya memprediksi maraknya ojek online dapat menimbulkan keresahan dan kecemburaan sosial.
Dia menyarankan otoritas terkait membentuk satgas ojek online guna mengatasi permasalahan transportasi di lapangan.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya pihaknya telah duduk bersama dengan pengelola ojek online dan beberapa unsur forum komunikasi pemimpin daerah.
Dalam pertemuan tersebut dia meminta kepada pengelola ojeg online untuk memahami jika Pemkot Bogor sudah mempunyai rencana transportasi 20 tahun kedepan.
Rencana tersebut sudah disusun rapi, dan detail serta beberapa tahapannya sudah ada yang dilakukan. Meski begitu, pihaknya juga memahami tingginya permintaan dari warga terhadap ojek online karena masih rendahnya kualitas transportasi publik di Kota Bogor.
"Kami tidak mungkin melarang karena warga butuh, sekarang konteksnya penataan bukan pelarangan," tegasnya.
DIa mengatakan sudah ada kesepakatan bersama bahwa driver ojek online tidak diperbolehkan parkir di pedestrian dan shelter.
Jika masih ada yang melanggar, kata dia, akan dilakukan penindakan dan dilaporkan ke pengelola untuk diberikan hukuman.
Tak hanya itu, agar tidak mengganggu dan berbenturan dengan program rerouting atau penggabungan trayek angkot, akan dibuat konsep pembatasan jumlah, pengaturan lintas wilayah hingga kuota ojek online.
"Karena saat nanti rerouting ada wilayah yang dimasuki angkot, maka harus ada pembatasan serta kesepakatan operasinya dimana saja, itu akan dikomunikasikan lebih lanjut," paparnya.
Sementara itu, Head Public Affair Grab Indonesia Nanu mengaku keluhan ini menjadi pekerjaan rumah untuk mengkomunikasikan para driver agar lebih disiplin berlalu lintas dan tidak parkir sembarangan.
Saat ini Grab tengah berusaha menjalin kerja sama dengan beberapa pusat perbelanjaan agar driver tidak berhenti di jalan raya. Selain itu, jika ada lahan kosong bisa bekerja sama untuk dijadikan shelter driver.
"Kami juga setuju untuk pembentukan satgas dan dibentuknya korlap untuk komunikasi yang lebih baik," ujarnya.