Bisnis.com, JAKARTA - Pemprov DKI mematangkan rencana pembangunan rumah susun di atas depo mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT) untuk mempermudah mobilitas warga Jakarta.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, pemerintah telah menunjuk PT Jakarta Propertindo untuk mengembangkan pengerjaan rumah susun tersebut agar bisa segera terealisasi tahun depan.
"Pengerjaan rumah susun nanti akan dikembangkan oleh Jakpro dengan perusahaan tandemnya bisa dari BUMN," ujarnya di Balai Kota, Selasa (2/5/2017).
Dia menuturkan, rencana pengembangan proyek rumah susun di atas depo MRT dan LRT diperuntukan bagi kalangan menengah dan pegawai negeri swasta (PNS) agar bisa memanfaatkan transportasi publik, sehingga, lanjutnya, ketika kalangan menengah dan PNS menggunakan MRT dan LRT, maka kemacetan di Jakarta perlahan bisa ditekan.
Dua proyek strategis infrastruktur transportasi publik yakni LRT tengah dibangun depo di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sementara, depo MRT berada di kawasan Kampung Bandan.
Mobilitas dua lokasi tersebut ke depan diperkirakan akan semakin meningkat seiring adanya dua depo MRT dan LRT sehingga diperlukan hunian yang memadai bagi kalangan menengah dan PNS DKI Jakarta.
Baca Juga
Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi mengatakan saat ini pihaknya tengah fokus untuk pengerjaan kontruksi LRT yang telah ditargetkan rampung pada 2018.
"Khusus untuk pengerjaan rumah susun, kami tunggu dulu progress kontruksi LRT. Tapi intinya nanti disiapkan hunian di atas depo LRT dan MRT," paparnya.
Data PT Jakarta Propertindo, progres pengerjaan proyek LRT hingga saat ini telah melalui beberapa tahapan. Pekerjaan konstruksi utama LRT Jakarta yakni prasarana dimulai pada Desember 2016 dengan target selesai pada Agustus 2018.
Adapun, pengerjaan pengujian dan pemeriksaan instalasi listrik ditargetkan mulai pada awal Mei 2018 dan soft operation sudah dapat dilakukan pada akhir Juli 2018.
Data Jakpro juga menyebutkan progres P102 atau pekerjaan kontruksi utama Maret 2017 mencapai 10,79% atau 1,73% lebih cepat dari rencana.
Sedangkan, pengerjaan P103 atau pengadaan rolling stock 16 gerbong LRT dimulai pada Februari 2017 dengan target selesai pada Oktober 2018.
Pengadaan 8 gerbong LRT di antaranya ditargetkan siap beroperasi pada akhir Juli 2018 dan 8 gerbong LRT berikutnya beroperasi pada akhir Oktober 2018. Adapun, progres P103 per akhir Maret 2017 sudah mencapai 7,79% atau 0,12% lebih cepat dari rencana.
Secara keseluruhan, progres proyek LRT Jakarta Koridor 1 atau Fase 1 sudah mencapai 12,75% hingga Maret 2017.
Satya menambahkan pihaknya juga akan memaksimalkan penerapan transit oriented development (TOD) yang tengah dikerjakan di Dukuh Atas yang meliputi stasiun MRT, LRT, Transjakarta dan Pasar Jaya.
"Untuk rumah susun saya belum bisa bicara banyak. Nanti kalau sudah 2018 target pengerjaan tercapai baru bisa laporkan," paparnya.