Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKI Diminta Optimalkan Regional Investor Relation Unit

Bank sentral mendorong Pemprov DKI untuk mengoptimalkan keberadaan regional investor relation unit atau RIRU yang telah dibentuk sebagai upaya meningkatkan investasi di Ibu Kota.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA- Bank sentral mendorong Pemprov DKI untuk mengoptimalkan keberadaan regional investor relation unit atau RIRU yang telah dibentuk sebagai upaya meningkatkan investasi di Ibu Kota.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Doni Joewono mengatakan dalam tiga tahun terakhir investasi di Jakarta baik itu asing maupun dalam negeri dinilai kurang signifikan.

"Untuk Jakarta sebetulnya tidak usah khawatir karena para investor yang datang sendiri dibandingkan dengan daerah lain yang harus jualan. Tapi peran investasi asing dan domestik memang terus perlu ditingkatkan," ujarnya, Kamis (15/6).

Berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan DKI, realisasi penanaman modal asing pada 2014-2016 menunjukan grafik penurunan antara lain 2014 di atas US$4 juta dengan 3.000-an proyek, 2015 US$3 juta dengan 2.500 proyek dan 2016 US$2 juta dengan jumlah proyek sekiar 1.500 proyek.

Adapun, pada realisasi penanaman modal dalam negeri juga menunjukan grafik yang menurun pada 2014-2016 yakni sekitar Rp18 triliun pada 2014 dengan jumlah proyek sekitar 550, untuk 2015 Rp15 triliun dengan sekitar 470 proyek dan pada 2016 mencapai Rp11 triliun dengan sekitar 350 proyek.

Dia mengatakan peningkatan investasi di Jakarta dinilai akan semakin mudah dengan dibentuknya RIRU karena akan mengkomunikasikan antara pemerintah dengan investor terkait potensi investasi atau kebijakan daerah.

Selain itu, keberadaan RIRU dapat membuka peluang akses pasar ekspor dari DKI ke berbagai negara tujuan serta diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat.

Doni menuturkan untuk menggenjot kembali investasi di DKI pihaknya meminta pemerintah untuk memberikan ekspektasi positif terhadap dunia usaha.

"Oleh karena itu kami meminta tolong berikan rasa keamanan dan kenyamanan di Jakarta. Berikan juga pelayanan yang canggih untuk perizinannya agar investor nyaman berinvestasi di Jakarta," katanya.

Dia menambahkan pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh DKI adalah ihwak zona ekonomi yang perlu dikaji kembali seiring selama ini tak sedikit penyalahgunaan zonasi ekonomi.

"Misalnya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan zonanya bukan untuk rumah makan nah ini harus di-review kembali agar investor punya kejelasan," paparnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) DKI Edy Junaedi mengatakan saat ini pihaknya masih mengembangkan sistem yang sudah diterapkan di dinasnya untuk menjaring investasi sebanyak-banyaknya.

Sepanjang tahun ini, Pemprov DKI menargetkan realisasi investasi mencapai Rp55 triliun dengan rincian untuk investasi asing Rp43 triliun dan dalam negeri Rp12 triliun.

"Hingga April posisinya sudah mencapai Rp23 triliun, tapi akhir Juni nanti kami akan keluarkan data terbaru untuk dua kuartal tahun ini. Kebetulan saat ini angka updatenya berapa saya tidak pegang data," paparnya.

Edy menuturkan bahwa sistem RIRU yang telah dibentuk sebagai lembaga ad hoc dibangun untuk meningkatkan pertumbuhan investasi di Jakarta juga di daerah-daerah lain.

Namun, khusus untuk Jakarta, saat ini pihaknya masih menerapkan skema membidik investasi sesuai dengan cara-cara yang telah dilakukan oleh pemerintah DKI sebelumnya.

"Kalau untuk RIRU di daerah lain mungkin akan benar-benar sangat membantu peningkatan investasi, tetapi untuk Jakarta saya kira belum ada guarantee," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri DKI Sarman Simanjorang mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan perizinan seiring masih banyaknya perizinan yang dinilasi masih lamban.

Selain itu, pihaknya meminta agar pemerintah secara terbuka memberikan data-data potensi investasi yang bisa dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha baik lokal maupun asing.

"Dan yang harus diperhatikan lagi adalah soal zonasi mana saja wilayah yang bisa dimanfaatkan pengusaha termasuk sektor apa saja yang di zona tersebut yang bisa dieksplorasi," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper