Bisnis.com, JAKARTA- Bank Indonesia berjanji akan terus menekan laju inflasi termasuk di Jakarta untuk satu semester ke depan dengan mengacu pada realisasi inflasi pada Juni tahun ini.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi menuturkan inflasi di Jakarta pada Juni ini mencapai 0,46% atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historis inflasi Lebaran dalam tiga tahun terakhir, yaitu 0,93% (mtm).
Data Bank Indonesia menunjukan laju inflasi sejak awal tahun 2017 mencapai 2,31% (ytd), atau 3,94% (yoy). Terkendalinya inflasi DKI Jakarta juga tercermin dari pencapaian yang lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,69% (mtm).
"Di Jakarta inflasi bisa dikendalikan hingga 50%, padahal momentum lebaran, natal dan akhir tahun biasanya tinggi. Ini kami akan terus coba tekan bersama tim pengendali inflasi daerah," ujarnya di Balai Kota, Rabu (5/7).
Dia memaparkan dengan rendahnya inflasi, daya beli masyarakat Jakarta semakin tinggi dan mampu mengelola pengeluaran untuk mencukupi beragam kebutuhan.
Rosmaya menegaskan kendati inflasi pada Juni lalu diklaim terkendali, Jakarta juga sempat mengalami deflasi dari kelompok komoditas bumbu-bumbu dapur yang berdampak pada penurunan harga-harga.
Baca Juga
"Pasca-Lebaran dan nanti mendekati akhir tahun tentu ada momentum tertentu yang berdampak penaikan harga. Tapi kita akan coba sebaik-baiknya berupaya menekan laku inflasi dengan TPID," paparnya.
Dia memaparkan Jakarta harus menjadi percontohan pengelolaan ekonomi dan pengendalian inflasi seiring cukup besarnya kontribusi badan usaha milik daerah (BUMD) DKI bidang yang berperan terhadap inflasi.
"Ini yang selalu diterapkan dan harus diperlihatkan ke provinsi lain, agar se-Indonesia bisa meniru cara Jakarta," katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Doni Joewono mengatakan kestabilan harga kebutuhan pokok di Jakarta terjadi karena koordinasi TPID Provinsi DKI Jakarta dan lintas instansi.
Berbagai kegiatan tersebut dilakukan bersama tiga BUMD pangan DKI Jakarta yakni PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Dharma Jaya dan PD Pasar Jaya serta Kementerian Perdagangan dan Kemenetrian Pertanian dan satgas pangan.
Dia menuturkan untuk Juli ini pihaknya memastikan inflasi akan sama terkendali dengan melihat pola pergerakan harga-harga di pasar, dan rencana kebijakan pemerintah di bidang harga.
"Mengapa inflasi akan tetap terkendali karena permintaan bahan pangan dan jasa transportasi berkurang seiring berakhirnya Lebaran," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan meski inflasi pada Juni mampu dikendalikan, tetapi terdapat beberapa komoditas yang masih mengalami fluktuasi harga.
Dia mengatakan komoditas daging dan bawang putih masih harus waspadai meskipun kondisi harga selama momen Ramadan dan Lebaran masih dinilai terjangkau seiring Pemprov DKI telah bekerja sama dengan Kementan dan Bank Indonesia.
"Satu hal lagi program subsidi juga mampu mengurangi gejolak harga. Untuk masyarakat kan sudah diakomodasi dengan subsidi Kartu Jakarta Pintar untuk bisa membeli daging ayam, sapi, telur, dan beras, dan lainnya," katanya.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor Hermanto Siregar mengatakan kebutuhan pokok saat ini lebih stabil dibanding tahun-tahun sebelumnya karena dipicu oleh distribusi yang lancar dan tidak adanya penimbunan.
Menurutnya, kerja sama pemerintah pusat dan daerah dinilai berhasil dengan dikeluarkannya kebijakan pangan dan harga eceran tertinggi (HET) oleh kementerian terkait.
"Biasanya dalam momentum hari raya selalu ada penimbunan stok jebutuhan pokok, tetapi selama Lebaran kemarin dengan adanya HET dari pemerintah tidak ada gejolak harga," paparnya.