Bisnis.com, JAKARTA- Pemprov DKI akan mengevaluasi proyek pembangunan LRT Jakarta seiring adanya dugaan spesifikasi harga sarana dan prasarana yang dinilai kemahalan.
Sekretaris Daerah DKI Saefullah mengatakan pihaknya tengah berkirim surat kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mereview dan mengevaluasi proyek light rail transit (LRT) tersebut.
"Dari pihak Pemprov DKI mendengar adanya harga kemahalan LRT dibandingkan dengan LRT yang ada di Korea, Singapura dan lainnya. Makanya kami minta rekomendasi dari BPKP," ujarnya di Balai Kota, Jumat (7/7).
Saefullah menuturkan Pemprov DKI telah mengundang PT Jakarta Propertindo atau Jakpro sebagai penanggung jawab proyek LRT Jakarta terkait adanya informasi mahalnya spesifikasi LRT tersebut.
Namun, kata dia, pihak Jakpro belum bisa meyakinkan Pemprov DKI selama pemaparan yang dilakukan dalam rapat. Oleh karena itu, review dengan melibatkan BPKP segera dilakukan. "Kami akan kirimkan surat ke BPKP," paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama Jakpro Satya Heragandi mengatakan pihaknya telah memilih Hyundai Rotem, sebagai perusahaan pemenang tender rolling stock untuk LRT Jakarta.
Baca Juga
Dia mengatakan pada harga rolling stock yang akan digunakan oleh LRT Jakarta mencapai US$1,8 juta per set. Hyundai Rotem menjadi pemenang dari 14 perusahaan yang diundang Jakro.
Menurutnya, Hyundai Rotem, anak usaha dari Hyundai Motor Group adalah satu-satunya vendor rolling stock yang menyanggupi pengerjaan proyek LRT selesai sebelum digelarnya Asian Games 2018.
"Memang dalam konteks ini kami tidak punya pilihan vendor lain. Dari 14 vendor yang kami hubungi pada pertengahan 2016 hanya Hyundai yang bisa," ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, pembangunan LRT Jakarta fase 1 Kelapa Gading - Velodrome mencapai sekitar 6 kilometer dengan jumlah 6 stasiun layang, 1 depo dengan fasilitas pemeliharaan dan 196 gerbong kereta.
Adapun, pengoperasian awal ditargetkan sebanyak 16 gerbong kereta dengan headway awal mencapai 10 menit dan kapasitas angkut mencapai 800.000 penumpang per hari.
Dia menambahkan saat ini Jakpro tengah mengusulkan suntikan dana kepada DPRD untuk membereskan proyek LRT. "Kami sedang persiapkan dokumen untuk DPRD. Dana yang kami usulkan Rp3,5 triliun," paparnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda DKI Tuty Kusumawati mengatakan kebutuhan total anggaran LRT mencapai sekitar Rp7,3 triliun. Pihaknya saat ini juga sedang membantu proses suntikan modal melalui persetujuan dewan.
Menurutnya, anggaran pembangunan kontruksi dan depo LRT Jakarta mencapai Rp6,8 triliun yang saat ini belum semuanya diserap seiring harus adanya dana tambahan dari persetujuan dewan.
Dia menjelaskan, dokumen penyertaan modal daerah yang akan dikirimkan ke dewan paling akhir pada awal Agustus mendatang. Namun, pihaknya akan mempercepat usulan dana untuk LRT Jakarta tersebut.
"Sementara anggaran untuk belanja rolling stock menggunakan dana perusahaan dari kantong Jakpro sendiri sekitar Rp423 miliar hingga Rp500 miliar," paparnya.