Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta memperkirakan pola pergerakan harga-harga komoditas di pasar dan tekanan inflasi pada September hingga akhir tahun akan tetap terkendali.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Fadjar Majardi perayaan Idul Adha yang jatuh pada 1 September 2017 diperkirakan tidak diikuti dengan kenaikan harga-harga yang tinggi secara umum.
"Adapun tekanan inflasi hanya terdapat pada akhir tahun 2017, yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru 2018," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Senin (4/9/2017).
Dia menuturkan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI serta BUMD di bidang pangan melalui tim pengendali inflasi daerah (TPID) untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil pada tahun 2017.
Menurutnya, berbagai program TPID harus selaras dengan program-program kerja di Bank Indonesia dan masing-masing SKPD Pemerintah Provinsi dan instansi terkait lainnya, terutama yang menyangkut ketahanan pangan dan kelancaran distribusi pangan.
Koordinasi yang baik juga, kata dia, sangat diperlukan dalam sinkronisasi kebijakan, yang didukung dengan komitmen yang kuat dari berbagai pihak dalam menjalankan Roadmap Pengendalian Inflasi Jakarta, agar sasaran inflasi nasional sebesar 4% ± 1% dapat tercapai.
"Tercapainya kestabilan inflasi akan mendorong pembangunan ekonomi Jakarta secara keseluruhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," paparnya.
Pada Agustus 2017, tambahnya, inflasi DKI Jakarta menurun menjadi 0,13% (mtm) dan tercatat lebih rendah dari rata-rata tiga tahun sebelumnya (0,34% mtm).
Meredanya tekanan inflasi di Ibukota terutama disumbangkan oleh deflasi pada kelompok volatile food dan terkendalinya inflasi kelompok inti.
Sementara inflasi pada kelompok administered price mengalami sedikit kenaikan. Dengan perkembangan ini, laju inflasi sejak awal tahun 2017 mencapai 2,86% (ytd).