Bisnis.com, JAKARTA -- Menko Maritim Luhut Pandjaitan menanggapi adanya sejumlah alumni Institut Teknologi Bandung yang mengkritik pernyataan dirinya yang mengesankan ada ahli lulusan kampus tersebut membenarkan pencabutan moratorium reklamasi Teluk Jakarta.
Luhut mengatakan yang disampaikannya di Medan pada saat diwawancara wartawan adalah Ridwan Djamaluddin, ketua tim kajian reklamasi yang juga Ketua Ikatan Alumni ITB.
"Saya tidak pernah mengatakan Ikatan Alumni ITB mendukung reklamasi," tegas Menko Luhut dalam siaran pers, Kamis (26/10/2017).
Menko Luhut menyarankan sejumlah alumni ITB tersebut untuk membaca kembali apa yang disampaikannya pada saat ia diwawancara oleh beberapa wartawan di kantor Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Medan pada 6 Oktober 2017.
Kutipan asli pernyataan tersebut adalah "Semua itu ketuanya adalah Pak ini, mana ini Pak Ridwan ini, Pak Ridwan itu Ketua Alumni ITB, itu tim yang membuat kajian itu jadi ada (alumni) ITB, ada Bappenas, semua kementerian K/L terkait, kemudian ada Jepang, ada Korea, ada Belanda, mau apa lagi?"
Luhut meminta mereka yang berkeberatan untuk membaca lagi, menunjukkan di mana dari pernyataan tersebut yang mengatakan ITB mendukung reklamasi.
"Mereka kan cendekiawan, tapi mengapa membuat protes untuk hal yang 'seakan-akan', kalau tidak jelas maksud pernyataan saya kan bisa ditanyakan langsung kepada saya,” ujar Luhut.
Dia mengutip pernyataan para alumni tersebut, ”Sekarang ini jadi rancu seakan-akan alumni ITB mendukung reklamasi”.
“Kalau masih 'seakan-akan' berarti kan ada ketidakjelasan. Saya sarankan untuk bertanya dulu kepada saya, pasti akan saya jelaskan dengan senang hati,” ujar Luhut.
Luhut menjelaskan bahwa penyebutan status Deputi Ridwan yang juga Ketua Ikatan Alumni ITB adalah bentuk penghargaan terhadap kualitas alumni ITB dalam menangani isu strategis nasional. “Jika saya menyebut ITB, itu dalam konteks bangga terhadap ITB,” katanya.