Bisnis.com, JAKARTA - Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mengumbar banyak janji saat kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
Salah satunya soal transparansi atau keterbukaan informasi dalam menjalankan semua program kerja mereka, jika terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Lain dulu, lain sekarang. Ketika keduanya resmi menjadi DKI 1 dan DKI2, janji itu hanya tinggal janji. Tidak terbukanya informasi untuk warga terlihat saat mereka diwawancarai oleh media massa.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memang tak pernah menolak untuk diminta komentar. Namun, beberapa kali mantan bos Saratoga itu malah membatasi pertanyaan yang ditujukan kepadanya.
Alih-alih menjawab semua pertanyaan, dia malah membatasi untuk tiga penanya saja. Itu pun Sandi harus terlebih dahulu mendengar seluruh pertanyaan yang diajukan oleh wartawan.
Wartawan yang pertanyaannya tak digubris oleh Sandi pun harus gigit jari karena sesi tanya jawab berlangsung begitu singkat.
Baca Juga
Hal ini bertolak belakang dengan kegiatan wawancara yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, baik Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, atau Djarot Saiful Hidayat. Ketiga mantan Gubernur terdahulu itu selalu meluangkan waktu untuk menjawab semua pertanyaan tanpa memilih.
Menanggapi hal itu, Sandi menolak jika dituduh menyeleksi pertanyaan dari media massa.
"Saya bukannya seleksi pertanyaan. Saya cuma mau jawab yang relevan dengan agenda rapat, " katanya, Jumat (3/11/2017).
Selain tebang pilih pertanyaan, banyak wartawan yang mengeluhkan keinginan Sandi yang menolak di wawancara di depan ruangan di lantai 2 Blok B.
Pasalnya, dia sudah menginstruksikan salah satu staf agar proses wawancara atau doorstop dilakukan di Balairung, Balai Kota DKI. Hal itu dilakukan agar back ground wawancara bagus jika masuk televisi.
"Kenapa saya gak layani doorstop di depan ruangan? Karena waktunya singkat dan orang gak bisa nunggu lama," jelasnya.
Jika di Balairung, lanjutnya, baik pemerintah dan media memiliki meeting point untuk menjelaskan isi rapat atau kegiatan di Balai Kota.
Sandi pun berjanji akan lebih sering membuka sesi wawancara dengan wartawan.
"Nanti di Balairung kalau bisa kita bikin tiga kali doorstop. Pagi, siang, dan sore sebelum pulang. Kami akan buka sebuka-bukanya," katanya.