Bisnis.com, JAKARTA - Dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Andhika Puspito Nugroho menjelaskan bahwa penyemprotan mikroba di Kali Sentiong atau Kali Item yang dilakukan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) DKI Jakarta hanya menghilangkan bau sementara.
"Kalau soal keberhasilannya, masih perlu pengujian terlebih dahulu. Perlu dipertimbangkan juga bagaimana kondisi sungainya," ujar Andhika saat dihubungi pada Selasa (31/7/2018).
Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) DKI Jakarta bersama Pemerintah Jakarta Utara sudah menginjeksi Kali Sentiong di empat titik, yakni di Pintu Air Sentiong, Jembatan Marto, depan Wisma Atlet dan depan Jubile, serta satu titik di Danau Sunter sebagai tempat limbah.
Masing-masing titik diberi 500 liter cairan mikroba yg mengandung lactobacillus, yang fungsinya menguraikan zat-zat organik yang terkontaminasi dengan bakteri patogen, sehingga menyebabkan bau busuk.
Menurut Andhika, masalah sungai itu kompleks, sehingga misalnya dilakukan pengujian pada skala lab berhasil, belum tentu berhasil dalam aplikasinya. Oleh karena itu, justru sumber limbah yang perlu ditangani.
Baca Juga
"Masalah sungai seperti itu butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menanganinya," tambah dia.
"Penggunaan absorben atau zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari fase fluida, mungkin hanya mengatasi sesaat."
Andhika juga menyarankan bahwa yang lebih utama itu seharusnya penanganan sumber pencemarannya.
Menurut Ketua Kagama Peduli Sampah Sodiq Suhardianto, bau tak sedap Kali Item sudah mulai berkurang setelah melakukan penyemprotan mikroba pekan lalu.
"Kami sudah ke lokasi, baunya juga sudah mulai berkurang, tapi kan parameter manualnya adalah hidung masing-masing kita. Jumat besok kita lihat hasil laboratorium mengenai bau tersebut," tambah Sodiq.