Bisnis.com, JAKARTA - Bagas Kara, mahasiswa Universitas Jayabaya, Jakarta Timur, meninggal di tengah kegiatan Pra Pendidikan dan Dasar (Pradiksar) Resimen Mahasiswa (Menwa) di kampusnya. Bagas sempat dilarikan ke rumah sakit, namun terlambat karena nyawanya sudah tak tertolong.
Peristiwa meninggalnya Bagas terjadi pada Sabtu, 14 Desember 2019. Berawal saat dia ikut di dalam pelatihan baris berbaris pada pagi. "Saat melaksanakan kegiatan tersebut dia sudah terlihat seperti orang sakit," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Yusri Yunus melalui keterangan tertulisnya, Senin (16/12/2019).
Panitia, kata Yusri, menyarankan agar Bagas beristirahat, namun sempat ditolak. Melihat kondisi dan catatan kesehatannya, panitia lalu memisahkan Bagas dengan peserta yang lain dan dipaksa beristirahat. Ia lalu meminta obat parasetamol kepada panitia.
"Almarhum punya riwayat hernia (turun berok) dan kampus sempat memberi obat panadol sesuai permintaan dari almarhum serta menyarankan untuk istirahat kurang lebih satu jam," kata Yusri.
Setelah beristirahat dan tidur sekitar satu jam, kondisi Bagas tidak membaik. Ia malah mengeluh sakit di bagian dada. Panitia pun memberikan pertolongan pertama berupa pemberian oksigen. Namun tak juga membaik.
Panitia lalu membawa Bagas ke RSUD Cempaka Putih, Jakarta Pusat. pada pukul 11.30 WIB. Saat tiba, dokter menyatakan Bagas telah meninggal.
Yusri mengatakan, berdasarkan keterangan dokter, Bagas juga menderita lemah jantung. Dia juga memastikan, lewat proses visum, tidak ada tanda-tenda kekerasan pada tubuh pemuda itu.
"Pagi tadi dari Polres Jakarta Timur sudah cek ke rumah sakit dan rencana akan diambil jenazahnya oleh keluarga setelah divisum," kata Yusri.