Bisnis.com, JAKARTA - Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) bukan perkara sederhana. Perlu penyatuan banyak ‘kepala’ dan bakat pengayoman, namun inilah yang nihil diciptakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Setelah bangunan-bangunan dibongkar, muncul isu moratorium. Ini berawal dari rapat dengar pendapat antara Komisi X DPR RI dengan Forum Seniman Peduli TIM.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan PT Jakarta Propertindo selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pengawal pembangunan pun akan dipanggil DPR.
Revitalisasi TIM memang mengganggu kegiatan kawasan. Pagar-pagar pembatas proyek sudah 'menguasai' hampir separuh area, karena perencanaan proyek yang ditumpahkan dalam satu waktu demi mengejar hari kelahiran TIM baru secara bergengsi, 10 November 2021.
Artinya, perayaan ulang tahun setelah pertama kali diresmikan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dahulu, pada 10 November 1968. Kini, sebuah posko kayu bertuliskan #SaveTIM berdiri di trotoar sisi selatan TIM.
Seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM menggelar ‘silent action’. Tak jauh dari tempat tersebut, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pun buka suara, tepatnya di lobi Teater Kecil, Rabu (19/2/2020) sore hari.
Kendati sesama seniman, narasi yang diungkap keduanya tampak berbeda, terutama soal moratorium Revitalisasi TIM, namun dalam beberapa hal ada kalanya mereka kompak.