Bisnis.com, JAKARTA - Dua hari keluarganya tak makan selama masa pandemi Covid-19, seorang pria di Bogor dipukuli massa saat hendak mencuri tabung gas.
Pria berinisial OM itu diteriaki maling setelah ia meletakkan kembali tabung gas di sebuah toko.
Awalnya, OM mengaku ingin mengambil tabung gas itu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya membeli beras.
“Saya terpaksa. Saya hanya ingin kasih makan anak saya, tapi sebetulnya itu pun saya batalkan niat nyurinya karena tak tega hati,” ujar dia saat ditemui di rumahnya, kawasan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Senin (20/4/2020).
Pria 30 tahun itu nekat mencuri tabung gas karena terus dimarahi sang istri yang memintanya membelikan beras.
OM kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangganya sejak ia dirumahkan oleh pabrik sandal tempatnya bekerja saat pandemi Covid-19 ini.
Padahal, OM harus memenuhi kebutuhan istri dan empat anaknya yang masih kecil dan bayi.
OM mengatakan dirinya tidak pernah melakukan pencurian semasa hidupnya. Namun, karena himpitan ekonomi dan desakan istri yang melarang dia pulang sebelum bawa beras, ia pun nekat ingin mencuri.
Akan tetapi, dengan suara lirih dan menahan tangis, OM menyebut mengurungkan niatnya tersebut dan menaruh kembali tabung gas yang hendak dia curi. Sayang, saat menaruh tabung gas, pemilik warung mengetahuinya, dan berteriak maling.
“Mendengar yang punya warung teriak maling, saya kaget dan langsung lari. Tapi pelarian saya mentok di jalan buntu, akhirnya warga setempat pun menghajar dan menghakimi saya,” kata OM sambil menunjukkan luka memar bekas pukulan di wajahnya.
Dani, 31 tahun, tetangga sekaligus teman OM sejak kecil membenarkan jika OM tidak pernah mencuri. Bahkan OM selalu mencari solusi untuk menutupi kebutuhan diri dan keluarganya.
Dani menyebut, apa yang dilakukan OM sebetulnya memang sudah dalam keadaan terdesak dan terpaksa. Dani mengatakan kepadanya, OM sempat menceritakan kisruhnya dengan sang istri. Apa daya sebagai seorang sahabat, Dani pun tak mampu membantu OM karena dalam keadaan sama-sama butuh.
“Saya kaget pas ibunya nangis-nangis. Pas saya lihat, saya pun tak tega melihat OM mukanya bonyok dan bersimbah darah hingga membasahi tubuhnya,” kata Dani menceritakan ketika awal melihat OM setelah kejadian nahas itu.
Ibunda OM, Engkom, 70 tahun, menceritakan bahwa dia sangat kaget saat anaknya tersebut datang bersimbah darah. Engkom mengatakan setelah dirinya bertanya pada sang anak, apa yang dilakukan OM memang betul-betul karena terpaksa.
Kepada Engkom, OM bercerita dua hari keluarganya sudah tidak makan. Lalu sering bertengkar dengan istrinya. Sebagai kepala keluarga OM disebut tak bertanggung jawab dan menelantarkan anak dan istrinya.