Fokus Urus Warga
Senada dengan Trubus, peneliti dari The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah menjelaskan bahwa karantina terbatas merupakan kebijakan yang tepat untuk menolong kawasan padat penduduk dari penularan Covid-19.
Pasalnya, kawasan padat penduduk memiliki tiga tantangan sekaligus dalam menghadapi pandemi Covid-19. Nihilnya tempat isolasi diri yang layak, dominasi masyarakat kelas ekonomi di bawah rata-rata, dan padatnya penduduk.
Maka, yang bisa dilakukan pemerintah, yakni pemetaan kawasan, misalnya kalau suatu RT/RW belum ada orang yang positif, maka boleh saling berinteraksi. Tapi kalau suatu RT/RW sudah ada beberapa yang terpapar virus corona, maka warga seharusnya tidak boleh keluar rumah sama sekali. Jajaran dan personel dari pemerintah yang menjamin kebutuhannya.
Oleh sebab itu, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan apabila suatu wilayah kecil di Jakarta akan dikunci secara parsial.
Pertama, harus ada penyediaan tempat tinggal layak atau subsidi kontrakan untuk menjamin physical distancing berlaku.
Kedua, pemerintah harus memastikan jaring pengaman sosial tersedia secara intens di wilayah tersebut. Perut rakyat harus tetap terisi agar program pembatasan ketat bisa efektif.
"Mereka harus dipastikan mendapatkan bantuan, terutama pasokan bahan makanan, kalau bisa makanan yang sudah jadi. Dapur umum yang memasok makanan setiap hari ke rumah-rumah bisa jadi solusi untuk case di kampung-kampung, untuk menghindari warga keluar dari rumahnya.”
Berdasarkan laman resmi Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 DKI Jakarta di corona.jakarta.go.id, kelurahan padat penduduk masih belum dominan mewarnai 10 kelurahan yang memiliki kasus terbanyak.
Kelurahan Petamburan masih tercatat menjadi pemuncak kasus positif tertinggi di DKI Jakarta, yakni mencapai 110 orang. Kemudian, disusul sembilan kelurahan lain yang kebetulan memiliki kasus di atas 40 orang, yakni Sunter Agung (74 orang), Pademangan Barat (60 orang), Kelapa Gading Barat (50 orang), Kebon Kacang (49 orang), Pondok Kelapa (47 orang), Maphar (46 orang), Cempaka Putih Timur (40 orang), Kebon Melati (40 orang), dan Pegadungan (40 orang).
