Bisnis.com, JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bekolaborasi dengan PT Unilever Indonesia dan produsen semen PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) untuk mengolah sampah lama di TPST Bantargebang menjadi sumber energi terbarukan.
Dalam kolaborasi ini, pihak swasta mendukung kegiatan penambangan sampah atau landfill mining pada zona tidak aktif di TPST Bantargebang.
Melalui kegiatan landfill mining, sampah plastik akan diproses menjadi material yang dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar alternatif atau Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai pengganti batu bara di industri semen.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan bahwa penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ini memperlihatkan keseriusan pihak produsen yang telah mengambil langkah proaktif dan upaya konkret untuk mendukung pengelolaan sampah.
“ Produsen memiliki peran yang besar untuk ikut mengatasi persoalan sampah plastik bersama pemerintah dan masyarakat, layaknya Unilever Indonesia dan PT SBI sebagai mitra kolaborasi kami dalam project ini. Semoga kerja sama ini mampu menstimulasi kolaborasi serupa di masa mendatang,” kata Andono melalui keterangan resmi pada Rabu (30/9/2020).
Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, pilot project untuk penambangan sampah untuk menjadi RDF di TPST Bantargebang telah dimulai sejak tahun lalu.
Baca Juga
“Sumber sampah yang digunakan berasal dari Zona IV yang berusia lebih dari 10 tahun,” kata Asep.
Asep menjelaskan, proses untuk mengubah sampah ini menjadi bahan bakar meliputi penggalian dan pengayakan pada fasilitas TPST Bantargebang, lalu dikirim ke lokasi pabrik PT SBI untuk dicacah (crushing) dan dikeringkan (drying) guna menghasilkan RDF yang berkualitas.
“Project ini diperkirakan akan menghasilkan RDF sekitar 1000 ton/bulan. Delapan puluh sampai 90 persennya terdiri dari sampah plastik,” ungkapnya.
Di sisi lain, Director of Supply Chain PT Unilever Indonesia, Rizki Raksanugraha berkomitmen untuk paling lambat pada tahun 2025 akan mengurangi setengah dari penggunaan plastik baru dengan cara mengurangi penggunaan kemasan plastik secara absolut sebanyak 100.000 ton dan mempercepat penggunaan plastik daur ulang.
Selain itu, Unilever juga terus membantu mengumpulkan dan memproses lebih banyak kemasan plastik daripada yang dijualnya.
“Di tengah fakta bahwa jumlah timbulan sampah plastik nasional pada 2020 telah mencapai sekitar 10 juta ton per tahun, kami ingin mendukung terciptanya tempat pengelolaan sampah berteknologi ramah lingkungan agar timbulan sampah dapat diproses dengan baik dan akhirnya memiliki daya guna yang berkelanjutan,” lanjut Rizki.